Paroki Kedoya Gereja St. Andreas
Kecamatan Kebon Jeruk - Jakarta Barat

   Nama : Paroki Kedoya Gereja St.Andreas
   Nama Pelindung : St. Andreas
   Didirikan pada tanggal : 26 November 1986
   No. Pengesahan Paroki : No. : 1590 / 3.25.2 / 86
   Lokasi : Gereja Santo Andreas sendiri terletak di Perumahan Green Garden Blok J5 No. 1 Kelurahan Kedoya Utara, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, kompleks gereja ini mencapai Jalan Raya Kedoya No. 101 A, Kelurahan Kedoya Utara, Jakarta Barat
   Pastor Kepala Paroki pertama : Pastor Ignatius Soesilasoewarna MSC
   Permandian Pertama : 27 Nopember 1986 a.n Anna Kitjih Djauhari
   Tarekat yang melayani paroki : Missionaris Sacratissimus Cordii ( MSC )
   Dibantu oleh : Tarekat Suster Hati Kudus . ( HK )
   Jumlah umat pada saat berdiri : 2672 orang ( per 26 Nopember 1986 )
  Jumlah umat sekarang (2006) : 8.246 orang ( per 31 Oktober 2006)
   Latar belakang umat : Beragam etnis, suku dan asal daerah Indonesia , terbanyak dari keturunan Tionghoa
   Luas lahan seluruh kompleks gereja : 14.794 m2
   Bangunan dalam kompleks gereja : Gedung Gereja, Pastoran & Sekretariat, Aula, Sekolah PG, TK, SD, SMP, SMA Santo Andreas, Aula serba guna, lahan parkir, fasilitas olahraga.

Kawasan paroki

Paroki Kedoya merupakan salah satu Paroki dalam Keuskupan Agung Jakarta yang berada dalam Dekenat Jakarta Barat II ( yang sekarang ini meliputi 9 Paroki ).
Kawasan Paroki Kedoya termasuk dalam Kecamatan Kebon Jeruk, Kelurahan Kedoya Utara , Kelurahan Kedoya Selatan dan Kelurahan Duri Kepa, dimana terdapat Perumahan Sunrise Garden ( Surya Gadena ), Perumahan Taman Ratu Indah, Perumahan Green Ville I dan Green Ville II, Perumahan Taman Cosmos, Perumahan Green Garden ( Gren Gadena ), perumahan di Jalan Kedoya Raya, hingga tepi sungai di Jalan Daan Mogot, tepi sungai Kali Sekretaris, tepi sungai Kali Pesanggarahan , terusan jalan baru dari Jalan Arjuna disebelah TPU Al Kamal, Jalan Pilar, Jalan Kembangan hingga berbatasan dengan Puri Indah.

Batas wilayah paroki

Paroki Kedoya berbatasan dengan Paroki Grogol Gereja St. Kristoforus, Paroki Tomang Gereja Maria Bunda Karmel, Paroki Bojong Indah Paroki Thomas Rasul dan Paroki Meruya Gereja Maria Kusuma Karmel dengan batas wilayah sebagai berikut :

a Berbatasan dengan Paroki Grogol (St. Kristoforus)
  Sebelah utara Jl. Daan Mogot
  Sebelah timur Kali Sekretaris
b Berbatasan dengan Paroki Tomang (MBK)
  Sebelah timur Jl. Kepa Duri Raya dan Jl. Kebon Raya
  Sebelah Selatan Jl. Duri Raya, Jl. Kedoya Raya dan
c Berbatasan dengan Paroki Bojong (St.Thomas Rasul)
  Sebelah Barat Kali Pesanggarahan

Yayasan :

Yayasan Karya Kasih yang menangani bidang pendidikan ( PG, TK, SD, SMP, SMA St. Andreas ) dan bidang kesehatan ( Balai Pengobatan St. Andreas ) .

Para Gembala :

Pastor Kepala Paroki pertama adalah Pastor Ignatius Soesilasoewarna MSC, yang kemudian digantikan oleh Pastor Petrus Hein Mogie MSC, Pastor Johanis Mengko MSC, Pastor Matheus Yatno Yuwono MSC, Pastor Yohanes Purwo Dwiatmodjo MSC, Pastor Antonius Heru Jati Wahyuno MSC, Pastor Robertus Bob Rarun, MSC, Pastor Celcius Mayabubun, MSC, Pastor Jhems H. Kumolontang, MSC

Pastor-pastor yang membantu Pastor Kepala Paroki dari masa ke masa adalah Pastor John Tinggogoy MSC, Pastor M. Yatno Yuwono MSC, Pastor Y. Lasono Wibowo MSC, Pastor L. Wisnu Agung Widodo MSC, Pastor Y. Purwo Dwiatmodjo MSC, Pastor Joseph Santoso MSC, Pastor Made Putrayasa,MSC

Dewan Paroki / Pengurus Gereja dan Dana Papa Santo Andreas
 

  Tahun 2004 – tahun 2006 : 5 Jan. 2004 s/d 5 Jan.2007
 
  Ketua : P. Y. Purwo Dwiatmodjo MSC
( mulai 15/8/2004 digantikan
P. A. Heru Jati Wahyuno MSC
  Wakil Ketua : Frans Gunterus
  Sekr. I : Dharma Budiman
  Sekr. II : Peter Gunawan Surya
  Bendahara I : M. Charles Tampubolon
  Bendahara II : Anastasia Tenny
  Anggota : P. Joseph Santoso MSC ( kemudian pindah tugas ke Paroki Pluit )
    : Edison Djingga
    : F.Asisi Wijiyono
    : Laksmono Budiono
    : F.X.Tugino
    : C. Inderayana Hardjosantoso
    : Hindrawati Tjahyani
    : Hasan Gustan

Dokumen penting

Sertifikat-sertifikat tanah, SIPPT, IMB, perijinan-perijinan, dan surat-surat penting lainnya sudah lengkap semua dan semua atas nama badan hukum Pengurus Gereja dan Dana Papa Roma Katolik Santo Andreas.( Aslinya disimpan di Keuskupan Agung Jakarta ). Anggaran Dasar Paroki Kedoya Gereja St. Andreas, Peraturan Rumah Tangga Paroki Kedoya Gereja St. Andreas dan Pedoman-pedoman organisasional, finansial dan manajerial lainnya sudah ada.

Pembangunan kompleks gereja.

Dimulai dengan pembentukan Panitia Pembangunan Gereja pada tahun 1987 yang dipimpin oleh Bapak Drs. Frans Hendrawan , dilanjutkan dengan Panitia Pembangunan Gereja II ( 1991 ) yang dipimpin oleh Bapak Indradi Kusumah SH dan kini diteruskan oleh Panitia Pembangunan Sarana Gereja yang dipimpin oleh Bapak Ir. Irwan Rosidi diperkuat dengan Tim Perluasan Prasarana Paroki ( 2003-2006 ) yang dipimpin oleh Bapak Ir Robert Kosasih

Peletakan batu pertama pembangunan gedung dan kompleks gereja :

Pada tanggal 13 Juni 1993 oleh Bapak Walikota Jakarta Barat Drs. Sudjoko Tirtowidjojo dan pemberkatan oleh Bapak Uskup Agung Jakarta Mgr. Leo Soekoto SJ dengan dihadiri para pejabat, tokoh-tokoh masyarakat setempat dan umat .

Peresmian Gereja Santo Andreas

Pada tanggal 6 Nopember 1994 oleh Bapak Walikota Jakarta Barat Drs. Sutardjianto dan pemberkatan oleh Bapak Uskup Agung Jakarta Mgr. Leo Soekoto SJ dengan dihadiri oleh para pejabat, undangan, tokoh-tokoh masyarakat dan umat .

Perkembangan jumlah umat

Sebagai cikal bakal mulai dengan sekitar 40 keluarga Katolik, pada waktu peresmian sebagai Paroki umat 2.672 orang 800 KK dalam 4 Wilayah dan 10 Lingkungan dilayani seorang Pastor Paroki dengan 5 Seksi. Kini mencapai umat 8.246 orang dalam 9 Wilayah dan 40 Lingkungan yang dilayani oleh dua orang Pastor Paroki. ( Tabel perkembangan jumlah umat )

Keterlibatan awam dalam berbagai kegiatan

Keterlibatan awam cukup aktif dan sangat aktif, disinilah kelebihan sekaligus. TANTANGAN bagi siapapun yang terpanggil untuk mengurus DP di masa mendatang. Paroki Kedoya membutuhkan DPH ( pemimpin2 ) yang kompak, bijak dan dikendalikan oleh orang2 yang arif, matang dan mantap.

Seksi-seksi dalam Paroki berjalan dengan sendirinya karena sudah sistimatis, nyaris tanpa campur tangan dari DPH. Roda gerak mekanisme Seksi sudah berjalan dengan baik.

Kaderisasi, sesuatu yang kedengaran ideal tapi sulit untuk dilaksanakan. Kepengurusan, khususnya di kalangan kaum muda: “Patah Tumbuh Hilang Berganti.” Bagi umat, kaderisasi memang perlu dipikirkan, namun tidak seperti dalam organisasi Non-Gereja. Umat mengimani adanya penyelenggaraan ilahi dalam kehidupan Organisasi Gereja.

Program Pastoral Paroki selayaknya ditentukan oleh Pastor Paroki. Pergantian Pastor Paroki dirasa mengubah warna Pastoral, kadang dirasakan tidak berkesinambungan antara Pastor pendahulu dan Pastor penerus.

Kehidupan Lingkungan mendapat perhatian yang cukup perhatian pastoral. Hanya saja, lingkungan yang bermasalah dalam hubungan dengan umat Non-Katolik tidak mendapat porsi perhatian yang cukup.

Kepedulian Sosial terhadap warga tidak dilakukan pada level lingkungan tapi dibawa ke level Paroki melalui Seksi Sosial Paroki bekerjasama dengan FKKUB, Kecamatan dan kelurahan dan Kelompok Masyarakat sekeliling Gereja. Sudah berjalan dengan baik dan perlu mendapat perhatian khusus. Hal ini juga mencatat perlunya orang2 dengan talenta khusus untuk mengelola SSP.

SSP adalah garda depan pelayanan kita terhadap masyarakat di sekitar kita. Nama pak Bambang Sujoko ( Ketua SSP dan pengurus FKKUB ) lebih dikenal oleh masyarakat sekitar gereja daripada Pastor Paroki apalagi anggota DP.

Kunjungan keluarga :

Tahun lalu 2004 – 2005 para pastor mencoba untuk mengadakan kunjungan keluarga yang terjadwal. Namun dari pengalaman tahun itu ternyata kunjungan hanya diarahkan kepada orang-orang tertentu. Ada juga keluarga yang keberatan untuk dikunjungi, sehingga para ketua lingkungan sedikit kerepotan untuk mendapatkan umat yang bersedia menerima kunjungan pastor dengan berbagai alasan.

Tahun 2005 – 2006 Pastor mencoba mencari bentuk baru kunjungan yang bisa bermanfaat bagi umat . Akhirnya pastor menyusun program “KUNJUNGAN PASTORAL LINGKUNGAN”. Disini Pastor didampingi oleh beberapa Anggota Dewan Paroki berkunjung dari lingkungan ke lingkungan secara terjadwal. Dalam kesempatan ini mereka saling berkenalan, kemudian Lingkungan menyampaikan program dan masalah masalah yang dihadapi, Umat secara bebas mengutarakan situasi mereka serta masukan masukan yang berguna bagi Lingkungan dan Paroki. Dewan Paroki juga mengutarakan hal hal penting yang perlu disosialisasikan kepada umat. Ternyata program ini cukup mendapat tanggapan yang positif dari semua pihak, karena dalam forum ini bisa terjadi dialog dari hati ke hati .

Focus pemberdayaan umat basis ( Lingkungan-lingkungan)

Paroki Kedoya terdiri dari 9 Wilayah ( 40 Lingkungan). Sejauh kami amati kesadaran akan pentingnya kepengurusan Lingkungan belum optimal, bahkan terkesan ogah-ogahan dan asal-asalan. Sehingga para pengurusnya banyak yang merasa “terpaksa”.
Hampir semua orang mengatakan SIBUK kerja , mereka pergi pagi – pulang malam, sehingga sudah lelah .

Namun demikian kegiatan-kegiatan rutin : Misa Lingkungan, Pendalaman Iman, Rosario, dll berjalan cukup lancar. Hanya pesertanya tidak seperti yang diharapkan.
Kegiatan-kegiatan khusus : Hut Lingkungan, Rekoleksi ling., rekreasi bersama/ziarah, dan aktivitas-aktivitas menjelang Natal, Paskah, HUT paroki cukup mendapat perhatian.
Kegiatan di masyarakat : Ada banyak umat yang cukup aktif di tengah masyarakat dan menjadi Pengurus RT/ RW/ Kelurahan/ Kecamatan.

Pastor selalu mengarahkan umat untuk tanggap terhadap kebutuhan masyarakat sekitar, dan saat ini terutama pada kebersihan lingkungan, perhatian pada tukang sampah, parkir, Pekerja rumah tangga. Dan sebagai ungkapan keterlibatan itu Paroki membuat fasilitas pelayanan ( Crisis centre) bersama FKKUB Kebon jeruk, Gedung itu sekarang diberi nama “ WISMA SITI MARIAM”.

Perkembangan ke depan

Perkembangan dalam arti pemekaran paroki belum diperlukan , setidak-tidaknya sampai tahun 2010. karena secara territorial Paroki Kedoya amat sempit, hanya terdiri dari 4 kompleks perumahan dan beberapa pemukiman penduduk di sekitar Kedoya.
Paroki ini juga tidak mungkin memekarkan diri lagi karena telah dikelilingi oleh paroki – paroki tetangga yaitu : Grogol, MBK, Bojong, MKK, dan Telukgong , namun yang lebih perlu adalah :

  • Memperkuat Team-Pastoral, agar pelayanan kepada umat sungguh sungguh bisa menjawab kebutuhan.

  • Penataan kembali Kompleks Gereja.
    Dengan membuat semacam “ master plan “ tata ruang kompleks gereja.

Sekolah yang halamannya menyatu dengan gereja kelihatan saling mengganggu aktivitas. Oleh karena itu sudah saat ya dalam jangka tiga tahun ke depan (2009) sudah harus dipisahkan antara lokasi :

  • Sekolah
  • Gereja.
  • Gedung Karya pastoral
  • Pastoran.

Dalam hal Liturgi / Peribadatan : Sampai saat ini umat masih cukup tergantung pada Pastor dan Perayaan Ekaristi. Hal ini dimungkinkan karena gampangnya mendapatkan imam yang mau melayani permintaan umat dengan misa. Akibatnya umat kurang menghargai Ibadat sabda yang bisa dipimpin oleh awam ( Prodiakon / Seksi Liturgi lingkungan ). Kami akan usahakan agar umat bisa menempatkan diri pada porsi yang semestinya, dan berusaha mendidik awam yang bisa terampil dalam membawakan ibadat sabda di tengah umat.

Mengusahakan umat yang :
Mandiri dalam bidang financial, liturgis, dan management.
Missioner dalam arti berani tampil dan percaya diri di tengah-tengah masyarakat sebagai umat Katolik.
Berdaya pikat karena sikap hidup yang menarik dalam persaudaraan-kasih.
Berdaya tahan terhadap pengaruh-pengaruh agama lain dan iklim globalisasi.

 

Next >
Go to top