Anysia lahir di Tesalonika dan hidup pada akhir abad ke 2. Ia berasal dari keluarga Kristen yang kaya dan saleh. Anysia pun hidup dalam doa dan memiliki kaul pribadi kesucian serta kemiskinan. Selain itu, ia sering memakai hartanya untuk membantu orang miskin.
Pada masa itu adalah masa penganiayaan terhadap umat Kristen, maka gubernur Tesalonika melarang umat Kristen berkumpul untuk merayakan misa. Namun, umat Kristen tetap berkumpul dan merayakan misa secara diam-diam. Suatu hari, Anysia sedang dalam perjalanan untuk menghadiri misa dan ia harus melewati gerbang kota yang disebut Gerbang Kasandra. Seorang serdadu curiga kepadanya dan berusaha menghalangi langkah Anysia.
Karena ketakutan, Anysia berjalan mundur dan tanpa sadar membuat tanda salib. Mengetahui Anysia adalah seorang Kristen, serdadu itu mencengkram dan menyeret Anysia ke kuil berhala agar Anysia segera memberikan persembahan untuk dewa-dewi kuil. Anysia berusaha melawan sekuat tenaga dan itu membuat serdadu itu semakin marah. Kemudian, serdadu menebaskan pedangnya kepada tubuh Anysia dan Anysia pun tewas dibawah kaki serdadu itu pada tahun 304. Ketika masa penganiayaan terhadap umat Kristen berakhir, didirikanlah sebuah gereja dimana Anysia menyerahkan dirinya bagi Kristus.
