Barbara hidup pada abad ke 3 dan berasal dari Nicomedia (Turki) atau Heliopolis (Lebanon). Ia adalah anak seorang pedagang Romawi kaya raya yang bernama Diocorus. Karena Diocorus sering mengadakan perjalanan jauh, maka Barbara dikunci dalam menara yang ada di rumahnya. Diocorus hanya membuat 2 jendela di menara itu dengan tujuan agar Barbara bisa melihat keindahan laut dan melihat kepulangan ayahnya.
Suatu hari, ketika Diocorus pulang dari perjalanan jauhnya, ia melihat ada 3 jendela di menara Barbara dan ada salib terpaku diatas pintu menara. Melihat itu, Diocorus bertanya pada Barbara apa yang sudah Barbara lakukan selama ia pergi. Lalu Barbara mengatakan bahwa, ia telah mengundang seorang imam dan belajar iman tentang Yesus Kristus. Sampai akhirnya, Barbara pun memutuskan untuk dibaptis. Barbara berkata, “Kini Tuhan Yesus mengutus Roh Kudus untuk membimbing kita kepada Bapa di surga. Aku sungguh yakin dan mohon diselamatkan Tuhan Yesus. Maka imam itu membaptis aku. Untuk menghormati Tritunggal Mahakudus itu, aku menyuruh orang membuat jendela ketiga; dan supaya Yesus yang di salib itu tetap melindungi aku, maka kupasang salib di atas pintu masuk.”
Mendengar penjelasan tersebut, Diocorus merasa marah karena penjelasan Barbara tidak masuk akal dan karena pada dasarnya mereka menyembah berhala kepada dewa-dewa. Kemudian, Diocorus menyeret Barbara ke pengadilan supaya Barbara mau menyangkal imannya.
Barbara yang masih berusia 14 tahun saat itu, diadili oleh hakim. Tetapi, hakim tidak menjatuhkan hukuman apapun atas Barbara dan mengembalikan Barbara kepada ayahnya. Diocorus semakin marah dan menyerahkan Barbara kepada para algojo agar Barbara disiksa sampai ia menyangkal imannya. Namun, semua itu sia-sia, karena Barbara tetap teguh pada imannya. Lalu, Diocorus menghunus Barbara dengan pedangnya sendiri sampai Barbara tewas sebagai martir. Setelah menebas leher putrinya sendiri, Diocorus pun disambar petir dan mati ditempat.