Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Santa Katarina dari Ricci, Pengaku Iman (13 Februari)

Catherine of Siena- an under appreciated, historical badass. – Fitz of ...

Alessandra Lucrezia Romola de’ Ricci lahir 23 April 1522 di Florence, Italia dan berasal dari keluarga bangsawan. Ibunya telah meninggal dunia sejak ia masih bayi, maka ia pun dirawat oleh ibu baptisnya. Meskipun demikian, Alessandra menganggap Bunda Maria sebagai ibu kandungnya, maka ia juga mempunyai devosi yang dalam kepada Bunda Maria. Alessandra adalah anak yang polos, sehingga ia bisa berkomunikasi dengan malaikat pelindungnya dan malaikat pelindungnya inilah yang mengajari Alessandra berdoa rosario.

Diusia 13 tahun, Alessandra masuk Biara Suster Dominikan di Montecelli. Sebagai biarawati, ia memilih nama Chaterina (Katarina) dan ia memiliki cinta yang begitu besar kepada Yesus di salib. Di dalam biara, Suster Katarina sering merenungkan kisah sengsara Yesus dalam keheningan. Lalu, Yesus menganugerahi Suster Katarina Stigmata (Tanda-Tanda Luka Yesus) di tubuhnya. Dengan penuh sukacita dan gembira, Suster Katarina menerima anugerah itu, meski ia merasakan rasa sakit yang luar biasa.

Santa Catarina de Ricci

Dalam doanya, Suster Katarina mulai mengalami ekstasi dan mendapatkan penglihatan atau visi. Karunia ini juga diragukan oleh para suster lainnya, namun ada juga yang menjadikannya sebagai bagian dari kehidupan mereka dengan Tuhan. Diusia 20 tahun, Suster Katarina mulai menerima ekstasi sengsara Yesus di salib yang dimulai dari Kamis siang sampai Jumat pukul 16.00. Ekstasi ini rutin dialami Suster Katarina setiap minggunya selama 12 tahun. Saat mengalami ekstasi ini, sekujur tubuhnya penuh dengan luka, sama dengan yang Yesus alami dari dicambuk sampai dimahkotai duri. Meskipun sekujur tubuhnya kesakitan, Suster Katarina mengikuti teladan Yesus dengan tidak mengeluh dan tetap bersyukur atas karunia yang ia terima.

3 Forgotten Virtues From St. Catherine of Siena

Mujizat ini membuat orang-orang datang berbondong-bondong ke Biara Suster Dominikan untuk bertemu dan melihat ekstasi Suster Katarina. Dengan kisah nyata yang dialami oleh Suster Katarina, banyak juga yang akhirnya bertobat dan percaya. Semakin hari, semakin banyak peziarah rohani yang datang untuk bersatu doa bersama Suster Katarina. Diantaranya Paus Marcellus II, Kardinal Alexander de Medici, Paus Leo XI, Kardinal Aldobrandini dan Paus Klemens VIII yang turut serta berdoa bersama Suster Katarina ketika sedang mengalami ekstasi.

Suatu kali, Yesus mengizinkan Suster Katarina melihat jiwa seseorang yang sedang berada di api penyucian. Karena cintanya yang besar, Suster Katarina menawarkan dirinya untuk menggantikan penderitaan jiwa tersebut. Yesus pun mengabulkannya dan Suster Katarina pun mengalami penderitaan sakit yang merusak kesehatannya secara permanen selama 40 hari.

Suster Katarina pun meninggal dunia 2 Februari 1590 di Prato, Italia diusia 68 tahun. Kemudian ia dibeatifikasi 23 November 1732 oleh Paus Klemens XII dan dikanonisasi 29 Juni 1746 oleh Paus Benediktus XIV.

Leave a comment