Olympias hidup pada abad ke 4 di Konstantinopel. Ayahnya bernama Seleukus adalah seorang ahli pidato yang kaya raya dan ibunya bernama Alexandra, seorang Yunani Anthiokia. Setelah dewasa, Olympias menikah dengan seorang gubernur bernama Nebridius. Akan tetapi, tak lama menikah, Nebridius meninggal dunia. Kaisar pun mendesaknya untuk menikah lagi, namun ia menolaknya dan berkata, “Andai Tuhan menghendakiku tetap sebagai seorang isteri, Ia tak akan mengambil Nebridius.”
Bersama beberapa perempuan lainnya, Olympias melakukan karya-karya amal kasih. Mereka hidup sederhana, rajin berdoa dan membagi-bagikan uangnya kepada mereka yang membutuhkan. Uskup Agung Konstantinopel bernama Santo Yohanes Krisostomus membimbing komunitas kecil yang didirikan oleh Olympias tersebut. Olympias dan teman-temannya juga mendirikan wisma bagi anak-anak yatim piatu dan sebuah kapel.
Ketika Santo Yohanes Krisostomus diasingkan, kegiatan komunitas yang dipimpin Olympias tersebut terpaksa dihentikan. Olympias pun turut diasingkan di Nikomedia pada tahun 404. Rumah dan semua harta miliknya disita serta mengalami penderitaan selama di pengasingan, sampai akhirnya ia wafat 25 Juli 408.
Santo Yohanes Krisostomus menyebut Olympias “Kemuliaan para janda dalam Gereja Timur.” dan orang banyak juga menggambarkannya sebagai “seorang wanita mengagumkan, bagai sebuah bejana berharga yang penuh Roh Kudus.”. Patung Santa Olympias menjadi salah satu dari 140 Colonnade yang menghiasi Lapangan Santo Petrus.