Teresa lahir di Avila, Spanyol pada tanggal 28 Maret 1515. Ia berasal dari keluarga yang kaya raya. Teresa dan kakaknya yang bernama Rodrigo sangat menyukai membaca kisah para orang kudus serta kisah para martir. Mereka pun bercita-cita ingin mempersembahkan hidupnya bagi Tuhan sebagai seorang martir. Akan tetapi, saat beranjak remaja, Teresa mulai melupakan cita-citanya tersebut dan lebih fokus mempercantik dirinya.
Sampai pada suatu ketika, Teresa sembuh dari sakit yang parah. Dari situlah, Teresa terpanggil untuk menjadi seorang biarawati setelah membaca karya hebat St. Hieronimus. Walaupun niatnya ini ditentang oleh sang ayah, Teresa tetap pergi secara diam-diam ke Biara Karmel pada usia ke 17 tahun. Melihat kesungguhan hati anaknya itu, akhirnya Teresa diizinkan masuk Biara Karmel dan mengucapkan kaulnya.
Setelah menjadi biarawati, kesehatan Teresa kembali menurun dan semakin parah karena tenaga medis yang tidak memadai kala itu. Suatu ketika, Teresa merasakan kesedihan saat melihat lukisan Yesus. Kesedihan itu dirasakannya karena ia belum bisa mencintai Tuhan sebagaimana Tuhan menginginkannya. Dari perasaan itulah, Teresa pun mulai hidup bagi Yesus saja, tak peduli apapun yang harus ia korbankan.

Sebagai balasan cintaNya, Yesus memberi Teresa karunia mendengarkanNya dan berbicara denganNya. Semua penglihatannya itu diteliti oleh pembesar Ordo Dominikan, Serikat Yesus dan St. Fransiskus Borgia. Melalui penelitian tersebut, semua penglihatan yang Teresa alami dinyatakan sebagai suatu hal yang benar dan kudus.
Suatu hari, Teresa mulai merasa peraturan di biaranya terlalu longgar, terlalu santai dan tidak disiplin. Karena itulah, Teresa memulai karyanya dengan mempelopori pembaharuan peraturan Biara Karmel meskipun itu tidak mudah. Banyak biarawan-biarawati yang menentang peraturan baru tersebut.
Kemudian, Tuhan mempertemukan Teresa dengan St. Yohanes dari Salib (San Juan de la Cruz) yang juga memiliki semangat pembaharuan regulasi Biara Karmel. Mereka bersama-sama berjuang memperbaharui semangat spiritualitas Ordo Karmel melalui kehidupan membiara yang suci, dalam doa serta menjalankan puasa dan berpantang yang sangat ketat.
Kemudian, mereka mendirikan biara-biara Karmel yang baru dan dipenuhi oleh para biarawati yang rindu hidup kudus. Teresa bahkan memberikan teladan hidup doa yang menyala-nyala dan kerja keras dalam menjalani tugas-tugas biara.
Melalui jasanya tersebut, Teresa disebut sebagai pemimpin besar dan sungguh-sungguh mengasihi Yesus serta GerejaNya. Teresa dari Avila meninggal dunia 4 Oktober 1582 dan mendapatkan beatifikasi 24 April 1614 oleh Paus Paulus V. Kemudian, Beata Teresa dari Avila dikanonisasi 12 Maret 1622 oleh Paus Gregorius XV dan diberi gelar Doktor Gereja pada tahun 1970 oleh Paus Paulus VI.
