Vojtech lahir sekitar tahun 956 di Libice, Bohemia (Ceko). Ia lahir dari keluarga bangsawan. Ayahnya adalah bangsawan Bohemian bernama Slavnik dan ibunya bernama Strezislava. Saat kecil, Vojtech menderita penyakit kritis dan ketika ia sudah sembuh, kedua orangtuanya mempersembahkan Vojtech untuk melayani Tuhan.
Vojtech pun mendapatkan pendidikan yang baik dan ia menjalani masa pendidikannya selama 10 tahun di Magdeburg yang dibimbing oleh seorang biarawan Benediktin bernama Adalbertus. Saat Vojtech menerima Sakramen Krisma, ia memilih untuk memakai nama pembimbingnya yaitu, Adalbertus.
Pada tahun 981, Adalbertus kembali ke Bohemia setelah pembimbing rohaninya meninggal dunia. Lalu, Uskup Dietmar dari Praha mentahbiskan Adalbertus menjadi seorang imam Katolik. Kemudian, ketika Uskup Dietmar meninggal dunia ditahun 982, ia terpilih untuk menggantikan posisi Uskup Dietmar, meskipun usianya tergolong masih muda saat itu.
Meskipun Adalbertus terlahir dari keluarga kaya, ia menghindari kenyamanan dan kemewahan. Ia kerap kali mengunjungi orang-orang miskin dan para tawanan di penjara serta membagikan pendapatannya sesuai dengan arahan yang ditetapkan oleh Paus Gregorius Agung. Setelah 6 tahun berdoa dan berkhotbah, ia berhasil membuat kemajuan dengan mempertobatkan orang-orang Bohemia yang mempertahankan kepercayaan Paganisme, sebuah kepercayaan yang sudah melekat sangat kuat saat itu.
Selain itu, Adalbertus juga menentang partisipasi orang Kristen dalam perdagangan budak dan mengeluhkan tentang poligami serta penyembahan berhala yang merupakan hal umum di masyarakat. Ketika ia memulai mengusulkan reformasi, keputusan ini ditentang oleh banyak pihak. Dengan putus asa dan kehilangan dukungan dari keluarga, Adalbertus mengundurkan diri dan pindah ke Roma pada tahun 988. Ia menjadi pertapa di Biara Benediktin Saint Alexis. Selang 5 tahun kemudian, Pangeran Boleslas meminta persetujuan Paus Yohanes XV agar Adalbertus bisa kembali ke Praha. Paus Yohanes XV menyetujui Adalbertus untuk kembali menjabat sebagai uskup di Praha, jika ia terus ingin memperjuangkan reformasinya.
Pada tanggal 14 Januari 993, Adalbertus mendirikan sebuah biara di Brevnov bersama kelompok biarawan Benediktin yang ikut bersamanya dari Italia. Pada tahun 995, ia kembali dihadapkan dengan masalah. Adalbertus tidak berhasil melindungi seorang wanita bangsawan yang tertangkap karena perselingkuhan. Wanita tersebut berlindung di biara tetapi para penuduh menyeretnya keluar dan membunuh wanita tersebut. Dalam menegakkan hak perlindungan, Adalbertus merespon dengan mengucilkan para pembunuh tersebut.
Setelah kejadian itu, Adalbertus tidak bisa hidup aman di Bohemia, sehingga ia melarikan diri dari Praha. Pangeran Bohemia bernama Strachkvas langsung terpilih menjadi penerus Adalbertus. Namun, ia mendadak meninggal dunia saat ia hendak menerima jabatan Uskup di Praha. Paus meminta Adalbertus untuk kembali melanjutkan tugasnya sebagai uskup. Tetapi, Adalbertus meminta izin agar ia melanjutkan karyanya sebagai misionaris saja. Lalu, Adalbertus melakukan perjalanan ke Hungaria dan Polandia. Di Polandia, Adelbertus ditahbiskan menjadi uskup di Gniezno.
Karena suatu hal, Adalbertus pun mengundurkan diri dari jabatannya sebagai uskup Gniezno dan kembali menjadi misionaris. Kemudian, Adalbertus pergi ke daerah dekat Prusia untuk berkhotbah. Raja Boleslaus I mengirimkan tentaranya untuk mendampingi perjalanan Adalbertus ke Prusia dan perjalanan di sepanjang pantai laut Baltik di Gdansk. Dalam perjalanan misionarisnya, Adalbertus tetap mendapatkan banyak penolakan dari masyarakat sekitar. Tetapi, tak sedikit juga masyarakat yang percaya kepadanya dan menjadi umat Kristiani.
Menuju tempat berikutnya, kehadiran Adalbertus dan pesan khotbahnya membawa amarah bagi penduduk setempat dan menyerukan ancaman kematian untuk Adalbertus dan rekan-rekannya. Adalbertus pun menyingkir dan pergi ke sebuah pasar di Truso. Namun, kehadirannya tetap tidak disambut dengan baik.
Pada tanggal 23 April 997, tepat setelah selesai misa, Adalbertus dan rekan-rekannya sedang makan beralaskan rerumputan. Tiba-tiba mereka diserang oleh kelompok orang Pagan. Kelompok ini dipimpin oleh Sicco, seorang imam Pagan yang pernah menyerang Adelbertus sebelumnya. Kepala Adalbertus pun dipenggal dan ditancapkan di tiang. Jenazahnya dibawa kembali oleh Raja Boleslaus I dari Polandia. Beberapa tahun setelah kemartirannya, Adalbertus pun dikanonisasi sebagai orang kudus.