Andreas hidup pada abad pertama dan berasal dari Bethsaida, Galilea. Ia merupakan saudara sepupu Simon Petrus dan murid dari Yohanes Pembaptis. Ketika Yohanes Pembaptis mengatakan bahwa Yesus adalah Anak Domba Allah dan Mesias, lalu Andreas memutuskan untuk mengikuti Yesus. Andreas juga menyadari bahwa Yesus lebih besar daripada Yohanes Pembaptis. Selain itu, Andreas jugalah yang memperkenalkan Yesus kepada Simon Petrus.
Andreas dipilih Yesus sebagai salah satu dari 12 rasulNya. Karena itulah, Andreas selalu berada disamping Yesus dalam semua perjalananNya. Setelah Yesus naik ke surga, Andreas pergi ke Scytia dan Yunani untuk mewartakan Injil. Lalu, ia juga pergi ke Byzantium, di mana ia mengangkat Stachys menjadi Uskup setempat.
Menurut tradisi, Andreas wafat sebagai martir di Patras, Acaia (Yunani). Ia diikatkan dan digantungkan pada sebuah Saltire yang adalah sebuah salib berbentuk X selama 2 hari. Dalam keadaan seperti itu pun, Andreas tetap berkhotbah tentang Yesus kepada semua orang yang datang menyaksikannya. Setelah menderita sekian lama, salib berbentuk X ini akhirnya disebut Salib Santo Andreas.
Santo Hieronimus menuliskan bahwa, relikui Santo Andreas diambil dan dibawa ke Konstantinopel atas perintah kaisar Konstantius II sekitar tahun 357 dan disimpan di Gereja Para Rasul Kudus. Lalu tahun 1461, relikui itu diberikan kepada Paus Pius II dan diletakkan pada salah satu pilar tengah di Basilika Santo Petrus.
Pada saat kejatuhan kota Konstatinopel, relikui Santo Andreas dan Santo Petrus diselamatkan ke kota Amalfi, Italia oleh Kardinal Petrus dari Capua. Sebuah katedral yang indah didirikan untuk menyimpan relikui tersebut dan katedral itu diberi nama Duomo di Sant’Andrea. Tanggal 24 September 1964 Kardinal Augustin Bea bersama dengan kardinal lainnya mengantarkan relikui Santo Andreas kepada Uskup Konstantinus di Patras atas perintah dari Paus Paulus VI.
Pada tanggal 19 Januari 1980 Salib Santo Andreas dikembalikan ke Patras setelah selama beberapa abad relikui tersebut disimpan di gereja Santo Victor di Marseilles, Perancis. Semua relikui tersebut sekarang disimpan di sebuah altar khusus, Gereja Santo Andreas dan dihormati dalam sebuah upacara khusus setiap tanggal 30 November.
Selain itu, dikisahkan ketika raja Skotlandia yang bernama Raja Angus MacFergus menghadapi serbuan dari bala tentara musuh yang sangat besar, ia berdoa memohon bimbingan Tuhan. Secara ajaib ia melihat sebuah awan putih berbentuk Saltire (salib berbentuk X lambang Santo Andreas) melayang di langit biru di atas kepalanya. Raja Angus kemudian berdevosi pada Santo Andreas dan memenangkan perang yang sangat menentukan masa depan kerajaannya. Ditahun 1314, Robert Bruce memenangkan sebuah pertempuran yang disebut Pertempuran Bannockburn. Deklarasi Arbroath dengan resmi menyatakan bahwa Santo Andreas adalah santo pelindung Skotlandia. Kemudian, gambar Saltire diresmikan menjadi bendera nasional negara Skotlandia pada tahun 1385.