Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Santo Anselmus dari Canterbury, Uskup & Doktor Gereja (21 April)

San Anselmo de Canterbury

Anselmus lahir sekitar bulan April 1033 di Aosta, Kerajaan Burgundy. Ayahnya adalah seorang bangsawan Lombard bernama Gundulph dan ibunya bernama Ermenberge. Ibunya adalah seorang yang sabar dan taat beragama, sedangkan ayahnya memiliki temperamen yang keras dan kasar.

Pada usia 15 tahun, Anselmus terpanggil untuk menjalani hidup membiara. Namun, karena tidak mendapatkan persetujuan dari ayahnya, kepala biara menolaknya. Kekecewaan atas penolakan tersebut menimbulkan gangguan kecemasan di dalam dirinya. 

Setelah ibunya meninggal dunia saat diusianya yang ke 23 tahun, Anselmus memutuskan meninggalkan rumah dan ia menuju ke utara, melintasi pegunungan Alpen untuk menuju ke Perancis, Burgundy. Setelah 3 tahun di Burgundy, ia melakukan perjalanan ke Bec, Normandia. Disana ia belajar di bawah bimbingan seorang teolog dan ahli dialektika terkemuka bernama Lanfranc. Anselmus belajar dengan tekun dan menemukan kembali panggilannya pada masa remaja untuk menjadi seorang biarawan. 

Setelah kematian ayahnya, Lanfranc menyarankan Anselmus untuk meminta nasihat dari Uskup Maurilius perihal keputusannya untuk kembali ke rumah atau menjadi seorang biarawan. Lalu, Lanfranc pun meyakinkan Anselmus untuk menjalani panggilannya sebagai seorang novisiat di usia 27 tahun.

Di tahun 1063, Anselmus terpilih menggantikan Lanfranc untuk memimpin biara. Keputusan tersebut tidak disetujui oleh para biarawan lainnya karena ia dianggap masih terlalu muda dan belum berpengalaman. Penolakan tersebut Anselmus hadapi dengan kerendahan hati dan kasih sayang, sehingga para biarawan lainnya pun mulai perlahan percaya dengannya. Setelah 15 tahun berusaha meyakinkan para biarawannya, akhirnya Anselmus terpilih menjadi kepala Biara Bec di tahun 1078 untuk menggantikan pendiri pertama biara yang bernama Herluin. Anselmus ditahbiskan sebagai pemimpin biara oleh Uskup Evreux pada tanggal 22 Februari 1079.

Dibawah pimpinan Anselmus, Biara Bec menjadi pusat pendidikan terkemuka di Eropa dan menjadi daya tarik bagi mahasiswa di negara-negara Eropa. Selama masa ini, Anselmus menulis Proslogion dan Monologion yang merupakan sebuah karya yang membahas tentang doa serta meditasi. Lalu, Anselmus membuat serangkaian dialog tentang kebenaran (De Veritate), kebebasan memilih (de Libertate Arbitrii) dan jatuhnya iblis (de Casu Diaboli). 

Anselm made archbishop of Canterbury by William II stock image | Look ...

Pada tahun 1092, Anselmus melakukan perjalanan ke Inggris dan setelah meninggalnya Uskup Lanfranc, posisi uskup agung dibiarkan kosong agar Raja William Rufus dapat mengeruk pendapatan gereja. Ketika Raja William Rufus sakit keras, ia menyadari akan perbuatan dosanya dan ia memanggil Anselmus untuk melakukan pertobatan dan memberikan ritus terakhir. Raja William juga mengeluarkan pengumuman resmi untuk membebaskan semua tawanan, melunasi hutang-hutangnya dan berjanji untuk memerintah sesuai dengan hukum.

Pada tanggal 6 Maret 1093, Raja William Rufus mencalonkan Anselmus untuk mengisi kekosongan jabatan uskup di Canterbury. Anselmus sempat menolaknya karena alasan usia dan masalah kesehatan yang dialaminya serta para biarawan di Biara Bec yang masih berharap Anselmus untuk tetap menjadi kepala biara mereka. Namun, pada akhirnya Anselmus tetap menerima tawaran tersebut dan ia menjadi uskup Canterbury dengan beberapa syarat yang diajukan kepada raja, antara lain, raja harus mengembalikan tanah-tanah gereja Katolik yang dirampas, menerima nasihat rohaninya dan tidak mendukung gerakan anti Paus. Setelah itu, maka pada tanggal 25 September 1093, Anselmus pun ditahbiskan sebagai uskup di Katedral Cantebury dan Raja William Rufus pun mengembalikan tanah-tanah keuskupan.

San Anselmo de Canterbury - Oraciones a todos los Santos

Konflik antara Anselmus dan Raja William belum selesai meskipun Anselmus telah ditahbiskan menjadi uskup agung Canterbury. Setelah raja sembuh, ia segera menantang Anselmus dan menuntut banyak hal yang merugikan gereja Katolik. Bahkan raja membujuk Paus Urbanus II agar Anselmus dihentikan dari jabatannya, tetapi upaya itu sia-sia. Selain berita penolakan, diplomat Paus membawa pala (pallium) sebagai tanda Anselmus sudah resmi menjadi uskup agung Canterbury saat itu.

Pada tahun 1097, Anselmus diizinkan untuk meninggalkan Cantebury untuk bertemu dengan Paus Urbanus II. Anselmus terancam akan diasingkan dan kehilangan kepemilikan finansial keuskupan. Setelah tiba di Roma, ia bertemu dengan Paus yang mendukungnya secara penuh dan menulis surat kepada raja agar harta benda yang dirampas dikembalikan kepada gereja. 

Selama ia tinggal di Roma, Anselmus membuat karya terbesarnya tentang inkarnasi Yesus Kristus yang berjudul Cur Deus Homo (Mengapa Tuhan menjadi Manusia). Pada tahun 1908 Anselmus menghadiri Konsili Bari. Disana ia menyampaikan pembelaannya terhadap filioque dan penggunaan roti tidak beragi dalam Ekaristi di hadapan 185 uskup yang hadir. Konsili ini juga mendukung perjuangan Anselmus melawan penindasan gereja yang dilakukan Raja William. 

Ketika Raja William meninggal dunia, rakyat Inggris dan raja baru bernama Henry I menyambut Anselmus dengan sukacita. Tetapi sukacita tersebut tidak bertahan lama karena kebijakan Raja Henry I yang kembali bertentangan dengan gereja Katolik. Anselmus menolak pengangkatan uskup yang ditentukan oleh raja seperti yang sebelumnya pernah dilakukan. Kasus ini sampai kepada Uskup Paskalis II dan ia tetap mendukung Anselmus. Sama seperti yang dilakukan raja sebelumnya, Anselmus mendapatkan surat pengasingan dan seluruh keuangan milik gereja dirampas. Setelah Raja Henry I mendapatkan balasan ancaman ekskomunikasi dari Anselmus, ia menarik kembali surat pengasingan dan melakukan perdamaian. Pada tanggal 15 Agustus 1106, Raja Henry I bertemu dengan Anselmus di Bec. Raja Henry I berjanji mengembalikan Canterbury dan semua hak yang dirampas selama masa pemerintahan Raja William serta membebaskan pajak yang mengikat gereja.

Selama Anselmus menjadi uskup, Anselmus menunjukkan cinta kasihnya dengan peduli akan orang-orang miskin, memberikan sedekah dan menentang perbudakan. Anselmus juga banyak menyelesaikan permasalahan gereja dan menjadi gembala setia Yesus Kristus untuk semua umatnya, meskipun kondisi kesehatannya mulai menurun.

Anselmus meninggal dunia pada tanggal 21 April 1109. Ia tidak mendapatkan kanonisasi secara resmi, tetapi ia sudah diakui sebagai orang kudus oleh orang-orang yang mengenalnya. Kemudian, ditahun 1720 Paus Klemens XI pun mengangkat Santo Anselmus sebagai Doktor Gereja.

Leave a comment