Auguste Chapdelaine lahir 56 Januari 1814 di La Rochelle-Normande, Perancis. Diusia 20 tahun, ia masuk seminari Coutances dan ditahbiskan menjadi imam di keuskupan Coutances pada tahun 1843. Auguste bergabung dengan tarekat misi asing di Paris tahun 1851. Ia meninggalkan Antwerp pada tahun 1852 dan menuju ke provinsi Guangxi di Tiongkok untuk menjalani misi perutusannya.
Pada musim semi tahun 1854, ia pindah ke Guiyang ibukota Provinsi Guizhou. Pada bulan Desember, Auguste dan Lu Tingmei ke desa Yaoshan, dimana ia bertemu sebuah komunitas Katolik dengan jumlah sekitar 300 umat. Ia merayakan misa pertama sekali di sana pada tanggal 8 Desember 1854. Kemudian, Auguste ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara 10 hari di Guangxi. Lalu, ia pun dibebaskan 2-3 minggu kemudian.
Setelah mendapatkan ancaman pribadi, Auguste kembali ke Guizhou pada tahun 1855 dan kembali lagi ke Guangxi di bulan Desember. Pada tanggal 25 Februari 1856 ia ditangkap di Yaoshan bersama dengan umat Katolik Tiongkok lainnya atas perintah seorang birokrat lokal yang bernama Zhang Mingfeng. Auguste dituduh menghasut pemberontakan dan menolak untuk membayar suap. Ia pun dikurung dalam penjara dan ia disiksa dengan kejam. Meskipun disiksa ia menghadapinya tanpa perlawanan dan ia sempat berkata: “Allah yang baiklah yang melindungi dan memberkati saya.”
Akhirnya ia menemui ajalnya 29 Februari 1856. Auguste Chapdelaine dibeatifikasi pada tahun 1900 dan dikanonisasi pada tanggal 1 Oktober 2000 oleh Paus Yohanes Paulus II bersama 120 martir kristiani yang meninggal di Tiongkok antara abad ke-17 dan ke-20.