Barachisius dan Jonas Hubamam hidup pada abad ke 4 dan berasal dari Beth-Asa, Persia (Iran). Saat itu adalah masa penganiayaan bagi umat Kristiani oleh Raja Sapor II di Persia. Mendengar berita itu, 2 bersaudara ini pun berangkat kesana untuk menyemangati dan menolong mereka yang menderita karena iman mereka, agar tetap setia kepada Kristus.
Setelah berkarya beberapa lama, akhirnya mereka ditangkap dan dijebloskan kedalam penjara karena mereka tidak mau menyembah bulan, matahari, api dan air. Barachisius dan Jonas dengan tegas menolak menyembah apapun atau siapapun, kecuali menyembah kepada Tuhan yang Maha Esa.
Meskipun mereka disiksa dengan ngeri, mereka tidak gentar dan terus memikirkan bagaimana Yesus yang telah menderita bagi mereka dengan terus berdoa. Akhirnya mereka pun dijatuhi hukuman mati dengan cara dituangkan belerang mendidih kedalam tenggorokan mereka sampai mereka pun tewas seketika. Didetik-detik kematiannya, Barachisius dan Jonas Hubamam tetap bersukacita karena mereka akan menyerahkan nyawanya bagi Yesus.
