Eligius lahir di Chatelas, Perancis sekitar tahun 588 dan ia disekolahkan di Limoges. Di masa mudanya, ayah Eligius menempatkannya pada pekerjaan sebagai pengrajin emas, dan ia segera mempelajari seluruh hal yang diperlukan. Lalu Eligius berangkat ke Paris dan bergabung bersama pengrajin yang bekerja untuk raja. Kebetulan raja Clotaire II menginginkan singgasana mewah berlapis emas dan perak.
Dari material emas tersebut terciptalah dua buah singgasana dengan model yang berbeda. Raja Clotaire II kagum akan pengerjaan singgasana tersebut dan memberikan Eligius hadiah. Raja lalu bertanya ke Eligius, “Bagaimana kamu bisa menciptakan dua singgasana dengan dua bahan yang sama? ”. Eligius menjawab, “Melalui kemuliaan Tuhan”. Setelah itu namanya semakin dikenal.
Eligius adalah pribadi yang peduli dengan orang miskin dan ia rela memberikan pakaiannya untuk mereka yang membutuhkan. Raja melihat Eligius tidak berpakaian akhirnya memberikan kepadanya sebagian dari pakaiannya. Tetapi pakaian yang ia terima diberikan kembali kepada orang yang membutuhkan. Selain itu, Eligius seringkali menggunakan uangnya untuk membebaskan para tahanan dan ia pernah membebaskan 100 tahanan secara bersamaan.
Setelah kematian raja Clotaire II pada tahun 638, putranya Dagobert menggantikannya dan memperbaharui semua pemberian yang diberikan kepada Eligius semasa ayahnya menjabat. Pada waktu itu Eligius mendirikan biara Solignac di atas tanah yang diberikan oleh raja. Dagobert yang ingin mempekerjakan Eligius dalam urusan-urusan penting berharap Eligius mengucap sumpah setia. Tetapi Eligius merasa ragu karena ia takut akan Tuhan dan ketika raja Dagobert mengetahuinya, ia semakin menghormati Eligius. Eligius disebut sebagai pembuat cetakan koin Clotaire II dan Dagobert I.
Pada tahun 639 Eligius terpilih sebagai uskup Noyon. Setiap hari ia memberi makan dua belas orang miskin dengan tangannya sendiri. Selain itu ia juga membuat banyak makam yang biayanya ditanggung oleh raja Dagobert. Eligius mengabdikan dirinya untuk mempertobatkan orang-orang Pagans (penyembah berhala) di provinsi Ghent dan Courtrai. Kerja keras dan kesalehannya menyentuh hati orang barbar dan mereka bertobat.
Setelah 19 tahun memimpin sebagai uskup Noyon, ia merasakan ajalnya semakin dekat. Setelah demam selama 6 hari, Eligius menghembuskan nafas terakhirnya pada 1 Desember 660 dan dimakamkan di Katedral Noyon, Perancis. Santo Eligius menjadi pelindung para pengrajin emas, tukang kunci, pandai besi, semua pekerja besi, kusir dan kuda.