Filemon hidup pada abad pertama dan berasal dari Kolose (Turki). Ia memiliki kekayaan yang berlimpah dan ia sering menggunakan rumahnya untuk merayakan Ekaristi dan memiliki seorang istri bernama St. Apphia. Karena kesetiaannya tersebut, kemungkinan Filemon adalah Uskup pertama di Kolose.
Filemon mempunyai seorang budak bernama Onesimus. Onesimus belum percaya Kristus saat itu dan ia telah mencuri uang Filemon, lalu pergi ke Roma. Di Roma, Onesimus bertemu dengan St. Paulus yang saat itu sedang didalam penjara karena imannya. Berkat nasehat dan bimbingan St. Paulus, Onesimus pun bertobat dan dikirim kembali kepada Filemon.
Onesimus kembali kepada Filemon sambil membawa sepucuk surat untuk Filemon dari St. Paulus yang bertuliskan, “Aku, Paulus, yang sudah menjadi tua, lagi pula sekarang dipenjarakan karena Kristus Yesus, mengajukan permintaan kepadamu mengenai anakku yang kudapat selagi aku dalam penjara, yakni Onesimus. Dahulu memang dia tidak berguna bagimu, tetapi sekarang sangat berguna baik bagimu maupun bagiku. Dia kusuruh kembali kepadamu – dia, yaitu buah hatiku”. (Filemon 1:9-12) Surat Filemon inilah yang diakui juga sebagai salah satu surat pastoral dalam Kitab Perjanjian Baru.
Filemon pun tidak menghukum Onesimus, namun ia membebaskannya dan mengirimnya kembali kepada St. Paulus. Menurut tradisi, Filemon dan istrinya meninggal dunia sebagai martir pada masa pimpinan Kaisar Nero.