Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Santo Francois de Laval, Uskup (6 Mei)

Canonisation de notre fondateur, François de Laval, attendue pour le 2 ...

Francois de Laval lahir pada tanggal 30 April 1623 di Montigny-Sur-Avre, provinsi Perche, kerajaan Perancis. Ayahnya bernama Hugues de Laval adalah anggota keluarga bangsawan Laval dan ibunya bernama Michelle de Pericard yang berasal dari keluarga perwira di Normandia. Francois memiliki saudara laki-laki dan 2 saudara perempuan. Adik laki-laki termudanya yang bernama Henri bergabung dengan Ordo Benediktin dan saudara perempuannya bernama Anne Charlotte bergabung dengan Kongregasi Sacramentines.

Ibu Francois menjadi teladan kesalehan dan mendorong Francois untuk peduli kepada orang yang berkekurangan. Sejak kecil Francois sudah memiliki gaya hidup gerejawi dan ia dikenal sebagai anak yang memiliki pandangan jernih serta cerdas. Pada usia 8 tahun Francois menerima tonsur dan tahbisan minor untuk bisa masuk ke College of La Fleche pada tahun 1631, sebuah institusi yang mendidik anak laki-laki dari keluarga elit dan mendapatkan jaminan pendidikan yang baik. Disana Francois menemukan laporan-laporan misi Yesuit di Kanada, yang memberikan inspirasi untuk dirinya menjadi seorang misionaris seperti Santo Fransiskus Xaverius.

Pada tahun 1637, Francois diangkat sebagai kanon katedral Evreux oleh uskup Evreux. Kematian ayah Francois membuat kondisi keuangan keluarga mereka tidak menentu, tetapi karena posisi Francois sebagai kanon ia tetap menerima pendapatan untuk melanjutkan studinya. Setelah menyelesaikan pendidikan klasik pada usia 19 tahun, Francois melanjutkan studinya di universitas de Clermont, Paris dibidang Filosofi dan Teologi, serta ditahbiskan menjadi imam 1 Mei 1647.

Saint May 6 : St. François de Laval - 1st Bishop of Canada who was ...

Uskup Evreux mengangkat Francois menjadi diakon agung keuskupannya. Jabatan yang diembannya ini diterima dengan penuh semangat dan antusiasme. Francois mengawasi 155 Paroki dan 4 kapel. Beberapa tahun kemudian, ia menerapkan peraturan-peraturan di paroki, membantu orang-orang miskin, merawat orang sakit dan terlibat di berbagai kegiatan amal. Pada tahun 1654, Francois mendapatkan kesempatan melayani sebagai misionaris di Asia, sehingga ia mengundurkan diri dari jabatan diakon agung. Tetapi rencana tersebut batal dan Francois dibiarkan tanpa memegang posisi apapun.

Lepas dari segala tanggung jawab, Francois menghabiskan waktu selama 3 tahun menjalani retret spiritual dekat Caen yang dikenal dengan nama The Hermitage yang didirikan oleh Jean de Bernieres de Louvigny, seorang pemimpin awam dalam reformasi gereja Katolik di Perancis. Selain berdoa dan melakukan kegiatan amal, ia mengambil tanggung jawab untuk mereformasi biara yang moralnya dianggap terlalu buruk dan menjadi administrator 2 biara susteran. Uskup Bayeux menggambarkan Francois memiliki kesalehan yang tinggi, bijaksana, dan memiliki kompetensi yang sangat baik dalam urusan bisnis serta memberikan teladan yang baik dalam hal kebajikan. 

Pada tanggal 3 Juni 1658, Bulla Kepausan ditandatangani dengan mengangkat Francois sebagai Vikaris Apostolik Perancis baru dan Uskup Tituler di Petra, Palestina. Pada tanggal 8 Desember 1658, Francois menerima konsekrasi uskupnya di Biara Saint-Germain-des-Pres di Paris. Lalu ia mengambil sumpah kesetiaan kepada raja Perancis dan berlayar dari La Rochelle ke Perancis Baru pada tanggal 13 April 1659. Francois tiba di Quebec pada tanggal 16 Juni 1659. Disana Francois segera melakukan pelayanannya dengan memberikan baptis kepada seorang anak muda suku Huron dan memberikan sakramen terakhir kepada umat yang sekarat. 

Francois berjuang keras mempertahankan kekuasaan gereja dari gangguan negara. Francois berseteru dengan gubernur d’Argenson terkait upacara dan protokoler serta penjualan alkohol kepada penduduk asli. Francois meyakini penduduk asli yang mabuk merupakan hal yang memalukan bagi koloni dan dapat mengancam nyawa orang-orang di sekitar mereka. Francois menjatuhkan ancaman pengucilan bagi mereka yang melakukan tindak perdagangan ini. Gubernur d’Argenson membenci tindakan ini karena dianggap sebagai campur tangan gereja dalam urusan negara. d’Argenson mengundurkan diri dan digantikan oleh d’Avaugour yang memilih menghindari konflik dengan Francois dan menetapkan hukuman keras bagi siapapun yang kedapatan menjual alkohol kepada penduduk asli. Namun, Francois tidak setuju karena menurutnya eksk-omunikasi lebih manusiawi. Ketika alkohol kembali dijual bebas, Francois berangkat ke Peancis pada tahun 1662 untuk berkonsultasi dengan Raja Louis XIV mengenai masalah ini dan akhirnya d’Avaugour dipecat 1 tahun kemudian. 

Salah satu proyek utama Francois sebagai vikaris apostolik adalah pendidikan dan pelatihan bagi para imam serta pengurus gereja di Quebec. Seminari Tinggi Quebec dibuka pada tanggal 26 Maret 1663 yang berafiliasi dengan Tarekat Misi Asing Paris. Pada tahun 1668, Francois mendirikan seminari minor untuk melatih anak laki-laki yang memiliki panggilan sebagai imam. Seminari dibuka dengan 8 siswa Perancis dan 6 orang Huron. Lalu, Seminari Tinggi ini segera berkembang dengan cepat ketika para misionaris Perancis melayani sebagai guru. Francois ingin para guru menyebarkan berita bahwa lembaganya bertujuan untuk membangun rasa cinta kasih dan kecintaan pada agama di koloni tersebut dan bukannya sumber hukum atau otoritas lain.

St-Germain-des-Prés à Paris

Pada tahun 1674, Francois meminta agar vikariat tersebut ditingkatkan menjadi keuskupan. Bapa suci menyetujui dan mendirikan keuskupan Quebec pada tanggal 1 Oktober 1674 serta mengangkat Francois sebagai uskup pertama. Di tahun 1688, Francois menyadari kesehatannya semakin menurun dan ia tidak dapat lagi menjalankan tugas keuskupannya yang sangat luas dari Acadia sampai ke Danau Michigan. Ia menyerahkan tanggung jawab uskupnya kepada Jean-Baptiste de La Croix de Chevrières de Saint-Vallier. Francois tetap berkolaborasi dengan para pemimpin agama dengan membantu orang miskin dan kegiatan amal. Ia juga tidak pernah melewatkan misa dan puasa meskipun kesehatannya semakin memburuk. Pada tahun 1707 ia menderita sakit maag dan akhirnya meninggal dunia pada tanggal 6 Mei 1708.

Francois de Laval dibeatifikasi oleh Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1980 dan mendapatkan kanonisasi pada tanggal 3 April 2014 oleh Paus Fransiskus.

 

Leave a comment