Vincenzo Peis lahir pada tanggal 10 Desember 1701 di Laconi, Sardinia. Ia adalah anak kedua dari 7 bersaudara dari pasangan petani miskin bernama Mattia Peis Dan Cadello dan Anna Maria Sanna Casu. Ia dibaptis dengan nama Francesco Ignazio Vincenzo, karena ia lahir berkat doa ibunya yang memohon perantaraan doa dari Santo Fransiskus Asisi. Pada masa kecil ia sering menyebut gereja lokal sebagai “rumah” dan menjadikan Santo Laurensius dari Brindisi sebagai panutan.
Vincenzo sehari-hari bekerja di ladang untuk membantu keluarganya. Sekitar tahun 1719 ia menderita penyakit serius dan berjanji kepada Tuhan, apabila ia sembuh ia akan menyerahkan dirinya kepada Tuhan dan bergabung dengan Ordo Kapusin. Vincenzo sembuh tetapi ayahnya meminta dia untuk menunda keputusannya. Ayahnya merasa cemas karena ia bergantung dengan Vincenzo untuk membantunya di ladang. Disisi lain, orangtua Vincenzo merasa keberatan apabila Vincenzo menjadi biarawan.
Pada tahun 1721 hidupnya kembali dalam bahaya. Saat itu, kuda yang ditungganginya panik dan Vincenzo bisa terlempar dari kudanya. Tetapi, berkat dari Santo Fransiskus Asisi ia selamat dan kembali memperteguh janjinya yang ia pernah ucapkan pada saat sakit pertama kali. Sejak itu, orangtuanya tidak keberatan lagi dan memberikan restu untuk Vincenzo menjadi seorang biarawan.
Vincenzo meminta untuk masuk ke biara yang ada di Cagliari. Tetapi, para atasan biara merasa ragu karena kondisi kesehatannya yang lemah. Ia kemudian memanggil seorang teman yang berpengaruh untuk menjadi perantara baginya. Akhirnya, Vincenzo mendapatkan izin dan masuk menjadi novisiat pada tanggal 10 November 1721. Vincenzo mengikrarkan kaul pertamanya pada tanggal 10 November 1722. Meskipun kondisi tubuhnya lemah, kegigihannya memampukan Vincenzo untuk menghadiri latihan spiritual ordo yang berguna demi mencapai kesempurnaan dalam ketaatan peraturan ordo. Lalu, pada tahun 1722-1737, Vincenzo bekerja di gudang tenun.
Vincenzo juga menghabiskan waktunya untuk bekerja di berbagai bidang. Lalu, ditahun 1737, ia ditunjuk sebagai penggalang donasi karena Vincenzo adalah pribadi yang rendah hati dan sederhana. Ia memiliki hubungan baik dengan penduduk Cagliari. Meskipun ia meminta sedekah, Vincenzo membalasnya dengan memberikan mereka bimbingan secara spiritual. Sikapnya yang sederhana dipandang sebagai sesuatu yang tenang bagi semua orang yang melihatnya, sehingga membuatnya menjadi sosok yang terkenal. Vincenzo juga pribadi yang jarang berbicara. Namun, ketika diminta untuk berbicara, ia akan berbicara dengan kebaikan yang luar biasa dan kasih sayang yang besar. Selain itu, Vincenzo juga mengajar anak-anak dan orang-orang yang tidak berpendidikan yang dia temui, menghibur orang sakit dan mendorong orang-orang berdosa untuk bertobat serta melakukan penebusan dosa.
Selain itu, Vincenzo juga dikenal karena ketaatannya yang tinggi, terutama kepada atasannya. Pada suatu hari ia menolak untuk berkunjung ke rumah seorang lintah darat karena ia takut jika ia menerima sedekah dari lintah darat, ia akan ikut menanggung dosa dari ketidakadilan yang dilakukan. Namun ketika orang tersebut mengadu, atasannya memerintahkannya untuk menerima sedekah darinya. Namun, ketika ia kembali ke biara dan membuka karung sedekah yang diberikan oleh lintah darat tersebut, darah mulai mengalir. Vincenzo berkata “Ini adalah darah orang miskin yang diperas dari mereka oleh para lintah darat.”
Saudara laki-laki Vincenzo sempat masuk penjara dan berkat reputasi Vincenzo, besar harapan bahwa saudaranya dapat dibebaskan dari penjara. Atasannya mengutus Vincenzo untuk berbicara kepada gubernur. Namun ternyata, ia hanya meminta agar saudara laki-lakinya dapat diperlakukan dengan baik di penjara sesuai dengan keadilan.
Meskipun kesehatannya memburuk, ia tetap bekerja meskipun terasa berat. Bahkan, setelah ia menjadi buta pada tahun 1779, Vincenzo tetap bekerja untuk kepentingan orang-orang di sekitarnya. Vincenzo meninggal dunia pada tanggal 11 Mei 1781 di Cagliari.
Pada tanggal 26 Mei 1869 Paus Pius IX memberikan gelar Vincenzo sebagai venerabilis. Kemudian, berkat adanya 2 mujizat, Vicenzo pun dibeatifikasi pada 16 Juni 1940 dan dikanonisasi 21 Oktober 1951 oleh Paus Pius XII di Basilika Santo Petrus yang dilakukan juga berkat adanya berita 2 mujizat lewat perantaraan Beato Ignatius dari Laconi. Dokumen Positio telah mencatat ada 121 mujizat yang dikaitkan dengan semasa Santo Ignatius dari Laconi masih hidup, ditambah dengan 86 kisah mujizat lainnya setelah kematiannya. Lalu, Santo Ignatius dari Laconi dihormati sebagai santo pelindung bagi para pelajar dan pengemis. Kemudian, pada tanggal 11 Mei 2007, Santo Ignatius dari Laconi dihormati juga sebagai santo pelindung Provinsi Oristano dan pada tanggal 11 Mei 2014, dibuatlah sebuah patung untuk menghormatinya di Sestu, Italia.