
Ireneus lahir antara tahun 120-140 dan berasal dari Yunani. Ireneus adalah salah satu murid Santo Polikarpus dan ia pernah berkata kepada temannya, “Aku mendengarkan pengajaran Santo Polikarpus dengan amat seksama. Aku menuliskan setiap tindakan maupun perkataannya, bukan di atas kertas, melainkan dalam hatiku.”
Setelah ditahbiskan menjadi imam, Ireneus diutus melayani di Lyons, Perancis. Pada masa itu, masih banyak penganiyaan umat Kristen, sehingga banyak yang menjadi martir, salah satunya Santo Pothinius. Namun, Ireneus sempat berhasil selamat dan ia mengirimkan surat yang ditulis oleh rekan-rekannya kepada Paus di Roma untuk meminta bantuan. Dalam surat itu, para rekan-rekannya menulis bahwa Ireneus adalah seorang yang penuh semangat iman.

Ketika Ireneus telah kembali ke Lyons sebagai uskup, penganiayaan umat Kristen sudah berakhir. Namun, muncul bahaya lain yaitu dengan munculnya ajaran sesat Gnostisisme. Ajaran sesat ini mengajarkan bahwa dunia yang fana ini adalah dunia yang jahat dan dikuasai oleh malaikat, bukan oleh Tuhan. Keselamatan dapat diraih dengan mempelajari ajaran-ajaran rahasia dan kehidupan rohaninya lebih sombong daripada kehidupan rohani umat Kristen.
Untuk melawan ajaran sesat itu, Ireneus menulis sebuah buku yang berjudul Melawan Ajaran Sesat. Dalam buku itu, Ireneus menjelaskan kebodohan ajaran sesat tersebut lewat gambar-gambar Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Selain itu, Ireneus juga berpegang teguh pada keabsahan pengajaran iman yang diwarisi oleh para rasul. Ia menegaskan bahwa, para rasul mengajarkan iman Kristiani secara terbuka dan tidak secara rahasia. Penegasan hal ini pun menyebar ke seluruh kekaisaran, sampai pengaruh ajaran Gnostis menghilang, walaupun masih ada sampai diabad pertengahan. Akibatnya muncul juga mistis esoteris pada akhir abad ke 19 dan abad ke 20 di Eropa dan Amerika Utara.
Santo Ireneus pun wafat sebagai martir pada tahun 202 dan makamnya dihancurkan oleh kaum Calvinis pada tahun 1562.
