Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Santo Joseph dari Leonissa, Pengaku Iman (4 Februari)

ST. JOSEPH OF LEONISSA – Sensus Fidelium

Eufranio Desiderio lahir 8 Januari 1556 di Leonissa, Italia. Ayahnya bernama Yohanes Desiderio dan ibunya bernama Francesca Paulina. Berkat bimbingan kedua orangtuanya, Eufranio tumbuh menjadi seorang anak yang sangat saleh dan menjauhkan diri dari kegiatan-kegiatan yang negatif seperti pesta pora.

Ketika ia sedang belajar di Viterbo, Eufranio menarik banyak perhatian banyak orang dengan sikapnya yang rajin, tekun dan penuh kebajikan. Sampai akhirnya, seorang bangsawan pun menawarkannya untuk menikahi putrinya dan disertai dengan mas kawin yang berlimpah-limpah. Akan tetapi, semua itu ia tolak karena Eufranio memutuskan untuk masuk Ordo Fransiskan Kapusin pada tahun 1573. Eufranio memilih nama Joseph sebagai nama biaranya dan sebagai biarawan muda, ia telah melakukan matiraga dan penitensi.

Karena Joseph menjalankan pola matiraga yang sangat keras, teman-temannya menyebutnya “Brother Ass”. Kamarnya sangat kecil dan sempit dan tempat tidurnya dilantai dengan batu sebagai bantalnya. Selain itu, Joseph juga hanya memakan kacang-kacangan basi dan roti yang sudah berjamur. Dibalik semua pola hidupnya yang keras tersebut, Joseph tetap menjalankan tugasnya untuk berkhotbah, ulah tapa dan penitensi. Dengan itulah, Joseph berusaha mengembalikan jiwa-jiwa kepada Tuhan yang tidak bisa terselamatkan berkat kata-katanya.

Saint Fidelis of Sigmarigen and Saint Joseph of Leonessa - Giovanni ...

Tahun 1587, Joseph diutus untuk pergi ke Konstantinopel. Disana ia bertugas untuk melayani para tahanan Kristen. Namun, pemerintah Turki menangkap Joseph dan teman-temannya, memaksa mereka untuk menjadi pendayung di angkatan laut Kekaisaran Ottoman. Kemudian, Joseph dan temannya disiksa dengan tangan dan kaki kanannya ditusuk pengait yang tajam, digantung pada tiang gantungan serta dibawahnya dinyalakan api. Pada hari ke-4, secara ajaib Joseph dibebaskan oleh malaikat dan dituntun untuk kembali ke Italia.

Setibanya di Umbria, Italia, Joseph pun berusaha menghapus ajaran sesat di kampung dan di kota. Sifatnya yang lembut dan rendah hati, dapat meluluhkan kerasnya hati orang dan menjadikannya sebagai juru bicara bagi mereka yang sedang bertikai. Ketika sedang bekerja atau berdoa, Joseph sering mengalami ekstase, masuk ke alam lain. Selain itu, Joseph juga dikaruniai membuat mujizat, anugerah penglihatan dan kemampuan untuk membaca isi hati orang.

Joseph pun meninggal dunia 4 Februari 1612 di Umbria, Italia. Lalu ia dibeatifikasi 22 Juni 1737 oleh Paus Klemens XII dan dikanonisasi 29 Juni 1746 oleh Paus Benediktus XIV.

Leave a comment