Giancarlo lahir pada tanggal 19 Oktober 1613 di Seze, Italia Tengah. Ia berasal dari keluarga yang sederhana dan saleh. Kedua orang tuanya bernama Ruggero dan Antonia Marchioni adalah seorang petani penggarap, namun dalam mendidik Giancarlo senantiasa menanamkan nilai-nilai rohani yang baik. Selang 3 hari setelah kelahirannya ia dibaptis dan diberi nama Giancarlo Marchioni (Yohanes Karolus Marchioni). Giancarlo tidak menyelesaikan pendidikannya karena ia harus membantu orang tuanya untuk menggembalakan ternak dan bertani.
Pada tahun 1630, Giancarlo memutuskan mengucapkan kaul pribadi untuk hidup kudus dan mempersembahkan dirinya untuk Tuhan.
Tahun 1633 Giancarlo mengalami sakit yang cukup parah hingga hampir meninggal. Lalu Giancarlo berkaul, jika ia sudah sembuh nanti, ia akan menjadi seorang biarawan. Kemudian, Tuhan menyembuhkannya dan setelah sembuh Giancarlo bergabung ke biara Fransiskan di Nazzano pada tanggal 18 Mei 1635. Sejak itu ia dikenal sebagai Bruder Carlo (Karolus).
Karolus adalah pribadi yang disiplin dan bertanggung jawab atas semua tugas-tugasnya, ia juga taat pada setiap perintah atasannya. Biara- biara yang tempat bertugas di Fransiskan Morlupo, Ponticelli, Palestrina, Carpineto, Santo Petrus di Montorio, dan Santo Fransiskus di Ripa ia menjalani semua itu dengan penuh kerendahan hati dan ketaatan sesuai peraturan ordo Fransiskan.
Suatu hari, ketika Bruder Karolus mengikuti perayaan Ekaristi di gereja Santo Yoseph di Capo Ie Case, tepat saat konsekrasi, Hosti Kudus diangkat ke atas, tiba-tiba hosti itu memancarkan sinar terang. Cahaya surgawi tersebut menerpa tubuh Bruder Karolus, mengenai bagian hatinya dan meninggalkan luka yang dalam. “ Seperti berada di antara dua ujung, antara rasa nyeri dan berkat yang indah. Seakan-akan roh akan meninggalkan tubuh. Tapi saya mau bertahan kendati rasa nyeri ataupun penderitaan yang bagaimanapun, karena berkat yang indah ini” ungkap Bruder Karolus tentang perasaannya saat menerima karunia Stigmata.
Dilain sisi, Bruder Karolus dikenal sebagai seorang mistikus dan pembuat mukjizat. Ia membuat banyak mukjizat penyembuhan dan penggandaan makanan, mendapat karunia rohani untuk melihat masa depan (Visioner). Salah satu hasil visioner yang ia lakukan adalah akan terpilihnya tiga orang kardinal menjadi Paus.
Meskipun bukan seorang imam, namun banyak orang datang menemuinya untuk meminta bimbingan rohani, bahkan Paus Innosensius X dan Paus Alexander VII sering meminta saran dari Bruder Karolus.
Bruder Karolus tutup usia dengan tenang di biara Santo Fransiskus, pada tanggal 6 Januari 1670. Pada saat kematiannya, dari tempat dimana Tuhan telah memancarkan luka cinta-Nya di hatinya, muncullah suatu tanda dalam bentuk sebuah salib. Ini adalah suatu bentuk mukjizat yang diakui oleh Gereja. Ia dibeatifikasi oleh Paus Leo XIII pada tanggal 22 Januari 1882 dan dikanonsasi pada tanggal 12 April 1959 oleh Paus Pius XII.
