Montanus hidup pada abad ke 3 di Kartago, Afrika Utara. Ia berasal dari keluarga yang taat beragama Kristen. Sejak kecil, ia sudah menunjukkan cintanya yang besar kepada imannya dan semangatnya untuk menyebarkan ajaran Injil Yesus Kristus. Lambat laun, Montanus pun mulai merasakan panggilannya untuk menyebarkan Injil dan memperkenalkan imannya kepada orang lain. Montanus pun dikenal sebagai pembicara yang sangat fasih berbicara dan dapat menarik perhatian orang lain untuk mendengarkan pesannya.
Pada tahun 303, kaisar Diklotianus mulai melakukan penganiayaan besar-besaran terhadap kaum Kristen. Namun, Montanus tetap dengan terbuka dan gagah berani menyatakan imannya, bahkan sampai kepada para penganiaya. Lalu, Montanus pun ditangkap dan penguasa Romawi berusaha agar Montanus bersedia menyangkal imannya serta menyembah dewa-dewi Romawi. Montanus menolaknya dengan tegas dan tetap teguh pada kepercayaannya. Walaupun disiksa dengan sangat hebat, Montanus tetap semangat menyebarkan Injil didalam penjara. Ia juga meneguhkan iman para tahanan Kristen supaya tetap teguh akan iman mereka.
Setelah melewati penyiksaan yang panjang dan kejam, akhirnya Montanus pun dihukum mati dengan cara dipenggal kepalanya ditahun 304. Ia telah wafat sebagai martir Kristus dan menjadi teladan bagi mereka yang juga mempertahankan iman mereka bagi Kristus.
Montanus dihormati sebagai santo pelindung bagi penginjil, misionaris dan mereka yang menderita penganiayaan karena iman mereka di gereja Katolik dan juga Orthodoks. Kisah hidupnya yang penuh keberanian dan iman masih menjadi inspirasi bagi banyak orang.