
Oscar Romero lahir pada tanggal 15 Agustus 1917 di Ciudad Barrios, El Salvador. Kedua orang tuanya bernama Santos Romero dan Guadalupe de Jesus Galdamez adalah umat Kristiani yang taat. Oscar dibaptis secara Katolik pada tanggal 11 Mei 1919 saat ia berusia sekitar 1 tahun.
Oscar masuk ke sekolah publik, lalu ia melanjutkan pendidikan dengan guru privat sampai usia 13 tahun. Ayahnya juga melatih Oscar dalam bidang pertukangan kayu dan mengajarinya seni berdagang untuk masa depan karirnya di El Salvador. Tetapi, Oscar memiliki kehendak lain yaitu menjadi seorang imam.
Oscar bergabung di sekolah Seminari San Miguel saat berusia 13 tahun. Namun ia meninggalkan seminari selama 3 bulan untuk kembali ke rumah karena ibunya sakit setelah melahirkan anak ke-8. Selama masa itu ia bekerja dengan kedua saudara laki-lakinya di tambang emas dekat Ciudad Barrios. Setelah lulus dari Seminari San Miguel, ia masuk ke seminari di San Salvador dan menyelesaikan pendidikannya di Universitas Kepausan Gregorian, Roma. Ia mendapatkan ijazah teologi dan lulus dengan nilai terbaik (cum laude) di tahun 1941. Kemudian, Oscar ditahbiskan sebagai imam di Roma pada tahun 1942. Oscar tetap tinggal di Italia untuk mendapatkan gelar doktor di bidang teologi dengan spesialisasi teologi asketis dan kesempurnaan Kristiani.
Sebelum menyelesaikan studinya, ia dipanggil kembali oleh uskupnya untuk pulang pada tahun 1943, Oscar ditemani oleh teman baiknya seorang imam bernama Valladares. Dalam perjalanan pulang mereka singgah di Spanyol dan Kuba. Saat tiba di Kuba, mereka ditahan oleh polisi Kuba karena dianggap sebagai bagian dari Fasisme Italia. Mereka ditahan di kampung pengasingan selama beberapa bulan.
Setelah bebas dari tahanan, Oscar ditugaskan untuk melayani sebagai pastor paroki di Anamoros dan pindah ke San Miguel dimana ia melayani selama lebih dari 20 tahun. Pada tahun 1966 ia ditunjuk menjadi sekretaris Konferensi Wali Gereja El Salvador. Ia juga menjadi direktur surat kabar keuskupan agung Orientacion.

Pada tanggal 25 April 1970 ia ditahbiskan sebagai uskup auksilier untuk keuskupan San Salvador dan uskup tituler Tambeae. Kemudian, ditanggal 15 Oktober 1974, ia ditahbiskan sebagai uskup di keuskupan Santiago de Maria dan pada tanggal 3 Februari 1977 ia ditahbiskan sebagai uskup agung San Salvador. Penunjukkan ini diterima dengan baik oleh pemerintah, tetapi banyak imam yang kecewa terutama mereka yang secara terbuka mendukung ideologi Marxisme. Para imam progresif khawatir akan pemikiran konservatif Oscar yang berdampak negatif pada komitmen teologi kebebasan terhadap kaum miskin.
Pada tanggal 12 Maret 1977, seorang imam Jesuit dan merupakan teman Oscar yang bernama Rutilio Grande dibunuh. Kejadian ini memberikan dampak yang mendalam untuk Oscar, lalu ia meminta pemerintah untuk menginvestigasi kematian temannya tetapi mereka mengabaikan permintaannya. Ketegangan mulai terjadi dengan penutupan sekolah-sekolah dan kurangnya partisipasi imam Katolik di dalam pemerintahan. Menanggapi kematian Rutilio Grande, Oscar menjadi seorang aktivis yang menentang kemiskinan, ketidakadilan sosial, pembunuhan dan penyiksaan.

Pada tanggal 11 Mei 1979, Oscar bertemu dengan Paus Yohanes Paulus II. Oscar gagal mendapatkan permohonan Vatikan untuk mengecam tindakan pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh rezim militer Salvador dan mengungkapkan rasa frustasinya melihat para rohaniwan yang bekerja sama dengan pemerintah. Paus Yohanes Paulus II berpesan kepada Oscar agar ia menjaga persatuan episkopal sebagai prioritas utama. Sebagai hasil dari upaya kemanusiannya, Oscar mulai dikenal secara internasional dan pada tahun 1980 ia diberikan gelar doktor kehormatan oleh Universitas Louvain.

Pada tanggal 23 Maret 1980, Oscar berkhotbah melalui radio gereja, dimana ia berpesan kepada tentara Salvador, bahwa sebagai orang Kristen harus mematuhi perintah Tuhan yang utama dan berhenti melakukan penindasan dan pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh pemerintah.
Lalu, pada tanggal 24 Maret 1980, Oscar merayakan misa di sebuah kapel kecil di rumah sakit. Saat ia selesai memberikan homili, tiba-tiba sebuah mobil merah berhenti di depan kapel dan seorang pria bersenjata berjalan menuju pintu kapel. Pria itu melepaskan tembakan yang mengarah kepada Oscar. Oscar yang terluka itu pun dibawa ke rumah sakit dan menghembuskan nafas terakhirnya di rumah sakit.
Oscar Romero mendapatkan beatifikasi pada tanggal 23 Mei 2015 oleh Paus Fransiskus dan tanggal 14 Oktober 2018, Beato Oscar Romero mendapatkan kanonisasi di Basilika Santo Petrus, Roma, Italia oleh Paus yang sama.
