Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Santo Petrus Yulianus Eymard, Pengaku Iman (2 Agustus)

St Peter Julian Eymard– 2nd August - Saint Michael Center

Petrus lahir pada tahun 1811 di Grenoble, Perancis. Bersama dengan ayahnya, Petrus membantu memperbaiki dan membuat pisau hingga usianya menginjak 18 tahun. Disela waktu luangnya, ia gunakan untuk belajar bahasa Latin dan mengembangkan kehidupan rohaninya yang dibimbing oleh seorang imam.

Karena panggilan untuk menjadi imam, maka Petrus pun masuk seminari di Grenoble diusia 20 tahun.  Lalu, ia ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1834 dan menjadi pastor paroki di 2 tempat selama 5 tahun. Pelayanannya menyadarkan umatnya akan kehadiran Petrus yang bisa menjadi berkat bagi banyak orang. 

Lalu, Petrus meminta izin kepada bapa uskup, agar ia diperbolehkan untuk bergabung dengan ordo religius baru, yaitu Ordo Marists. Karena kinerjanya yang luar biasa, Petrus pun diangkat menjadi direktur rohani bagi seminari Marists. Tahun 1845, Petrus diangkat menjadi superior biara di Lyons, Perancis. 

Disisi lain, Petrus mempunyai cinta yang besar dan menyala-nyala kepada Sakramen Mahakudus atau Ekaristi. Ia selalu meluangkan waktunya setiap hari untuk Adorasi. Kemudian, pada hari raya Tubuh dan Darah Kristus (Corpus Christi), Petrus merasakan kehadiran Yesus begitu nyata ketika ia sedang membawa Hosti Kudus dalam prosesi. Petrus merasakan kehangatan dari sumber api dan hosti itu seperti menyelubunginya dengan kasih dan cahaya. Dalam hatinya Petrus berdoa untuk kebutuhan jasmani dan rohani umatnya, semoga kerahiman dan belas kasih Yesus menyentuh hati semua umatnya, seperti Yesus yang telah menyentuh hatinya.

Servants of the Blessed Sacrament Waterville Maine

Pada tahun 1856, Petrus membentuk sebuah ordo religius baru, sebuah panggilan dari Tuhan yang sudah dari lama ia doakan dan menjadi inspirasinya. Ia mengumpulkan para imam lainnya yang juga memiliki devosi kepada Sakramen Mahakudus atau yang sering Adorasi. Kongregasi ini diberi nama Para Imam dari Sakramen Mahakudus (Congregation of the Blessed Sacrament, S.S.S.). Selang 2 tahun kemudian, Petrus juga mendirikan kongregasi dengan devosi yang sama untuk para biarawati dan kongregasi ini diberi nama Abdi Allah dari Sakramen Mahakudus (Servants of the Blessed Sacrament, SJS). Selain itu, Petrus juga membentuk kelompok-kelompok dalam gerejanya untuk membantu umat mempersiapkan dirinya menyambut Komuni Pertama. Dibalik kesibukannya, Petrus juga menulis beberapa buku mengenai Ekaristi dan tulisannya itu telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa.

Saint Peter Julian Eymard

Petrus pun bersahabat baik dengan Santo Yohanes Maria Vianney. Mereka saling mendukung karyanya satu sama lain. Santo Yohanes Maria Vianney pun mengatakan bahwa Petrus Eymard adalah seorang yang kudus dan berkata, “Adorasi oleh para imam! Betapa baiknya! Aku akan berdoa setiap hari bagi karya Pastor Eymard.”

Petrus melewati 4 tahun terakhir hidupnya dengan penderitaan yang luar biasa. Tidak hanya penderitaan karena sakit fisik, tetapi ia juga mendapatkan ancaman dan masalah. Namun, Petrus tetap setia akan devosinya pada Adorasi Sakramen Mahakudus. Kesaksian hidup dan pengorbanannya telah menjadi inspirasi yang mendorong banyak umat lain untuk menjawab panggilan mereka bergabung dengan ordo-ordo religius. Petrus Eymard meninggal dunia 1 Agustus 1868 di La Mure Isere, Perancis diusia ke 57 tahun. 

Petrus Eymard divenerasi 22 Juni 1922 dan dibeatifikasi 12 Juli 1925 oleh Paus Pius XI, serta dikanonisasi 9 Desember 1962 oleh Paus Yohanes XXIII.

Leave a comment