Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Santo Polikarpus, Uskup dan Martir (23 Februari)

Saint Polycarp of Smyrna | Channel | Gan Jing World | Technology for ...

Polikarpus lahir sekitar tahun 69 sampai 80. Ia adalah murid Rasul Yohanes dan setelah dibaptis, ia menyebarkan ajaran Rasul Yohanes kepada orang lain. Kemudian, ia ditahbiskan menjadi imam dan menjadi Uskup Symrna, Turki. Umat yang digembalakannya mengenal Polikarpus sebagai Uskup yang kudus dan pemberani.

Kala itu sedang dalam penganiayaan umat Kristen yang dipimpin oleh Kaisar Markus Aurelius, karena umat Kristen menolak untuk menyembah kaisar dan dewa-dewi Romawi. Takut Polikarpus akan dibunuh, umat-umatnya pun memintanya untuk bersembunyi disebuah ladang. Namun, karena pengkhianatan salah satu umatnya yang memberitau dimana Polikarpus bersembunyi, maka Polikarpus pun ditangkap. Sebelum ditangkap, Polikarpus mengajak para penangkapnya untuk makan bersama dan Polikarpus diizinkan untuk berdoa selama 2 jam.

Dalam perjalanan kembali ke Symrna, seorang kepala prajurit bertanya, “Apa salahnya menyebut Kaisar sebagai Tuhan dan mempersembahkan bakaran kemenyan?” Dengan tenang Polikarpus mengatakan bahwa ia tidak akan melakukan itu. Setibanya di hadapan Gubernur Romawi, Polikarpus berusaha dibebaskan dengan syarat Polikarpus mengingkari imannya kepada Yesus dan menyembah dewa-dewi Romawi. Kemudian, Polikarpus berkata, “Selama 86 tahun aku telah mengabdi kepada Kristus dan Ia tidak pernah menyakitiku. Bagaimana aku dapat mencaci Raja yang telah menyelamatkanku?” Lalu, Polikarpus diancam akan dilemparkan kepada hewan-hewan buas dan dibakar hidup-hidup. Namun, Polikarpus tidak takut sedikit pun. Dengan gagah berani dan dengan penuh iman, ia menghadapinya sampai selesai.

Katakombe.Org - Santo Polikarpus

Ketika ia diancam akan dibakar hidup-hidup, Polikarpus berkata, “Apimu akan membakar hanya satu jam lamanya, kemudian akan padam, namun api penghakiman yang akan datang adalah abadi.” Gubernur Romawi memerintahkan agar Polikarpus diikat pada tiang pancang dan dibakar ditengah-tengah kobaran api, seperti sedang memanggang roti atau seperti emas perak yang sedang dimurnikan diatas tungku perapian. Secara ajaib, tubuh Polikarpus tidak terbakar, namun tercium aroma roti yang sedang dipanggang dan dalam 1 jam, kobaran api pun padam. 

Setelah apinya padam, Polikarpus berdiri segar-bugar diatas sisa-sisa kayu pembakaran. Lalu, seorang algojo menikam lambung Polikarpus sampai ia wafat sebagai martir Kristus pada sekitar tahun 155.

Leave a comment