Saturninus adalah putra Aegeus, Raja Achaea, dan Cassandra. Ia lahir di Patras, Yunani, sekitar abad ke-3. Saturninus hidup dan tinggal pada masa pimpinan Kaisar Diokletianus. Dimana saat itu adalah masa penganiyaan bagi umat Kristen.
Disisi lain, Saturninus merupakan Uskup Toulouse yang ditahbiskan oleh Santo Petrus. Sebagai uskup pertama Toulouse, ia berhasil mendirikan sebuah komunitas gereja kecil yang letaknya agak jauh dari tempat para pendeta pagan beribadah. Hal ini disebabkan kehadiran Saturninus dianggap telah membuat para dewa-dewa pagan marah. Selain itu, karya Satuninus yang lainnya adalah keberhasilannya dalam mempertobatkan banyak sekali orang kafir, termasuk seorang petani yang kelak akan disebut Santo Honestus. Karya-karya misionarisnya telah menyebar ke Galia, Pyrenees, dan Semenanjung Iberia. Bersama dengan Santo Martial, mereka melakukan banyak mujizat, kesembuhan dari berbagai penyakit dan gangguan kesehatan.
Pada tahun 257, Saturninus dipaksa untuk bertanggung jawab atas bungkamnya para dewa-dewa pangan. Dengan tegas, Saturninus menolak penyembahan berhala dengan dewa-dewa pangan dan mengatakan bahwa ia hanya menyembah 1 Tuhan yang benar, yaitu Yesus Kristus. Atas penolakan itu, Saturninus dihina dan kakinya diikat pada seekor banteng. Kemudian, badan Saturninus diseret menuruni bukit yang curam dengan kasar oleh banteng tersebut. Hal ini menyebabkan tengkorak Saturninus pecah dan otaknya menyembur keluar, sementara anggota tubuh lainnya berserakan kemana-mana.
Kemudian, jenazahnya dimakamkan dalam sebuah parit oleh 2 wanita Kristen. Lalu, para penerusnya memberikan Saturninus pemakaman yang layak dan mendirikan sebuah gereja dititik dimana banteng itu berhenti menyeret tubuh Saturninus. Gereja itu disebut The Taur.
Kanonisasinya dilakukan secara pra-kongregasi dan Satuninus dihormati sebagai pelindung kota Toulouse, pelindung para matador, dan pelindung beberapa penyakit seperti, sakit sapi gila, cacar, sifilis, kecemasan dan penipuan.