Severinus adalah seorang keturunan bangsawan, namun ia memilih untuk menjadi seorang pertapa di padang gurun Mesir. Ia menyukai kehidupan yang tenang dan kontemplatif, namun ia merasakan panggilan Tuhan untuk menjadi seorang penginjil. Setelah bertahun – tahun menjalani kehidupan sebagai pertapa, ia kembali ke Eropa untuk menjadi penginjil.
Severinus menyebarkan Injil di sepanjang sungai Danube, memperkenalkan iman Kristiani dan membaptis banyak orang di kota Noricum ( sekarang Mautern an der Donau, Austria). Dari banyak karya yang ia lakukan , Severinus dikenal dengan sebutan Rasul Noricum atau Rasul Austria. Karyanya semakin pesat setelah mendirikan biara di Passau dan Favianae.
Severinus telah menubuatkan kehancuran kota Astura-Austria, menjelang invasi bangsa Hun di bawah pimpinan Attila. Saat perang berkecamuk, Severinus dan para biarawan mendirikan tempat pengungsian bagi anak-anak dan pengungsi lainnya untuk berlindung , ia juga mendirikan biara untuk membangun kembali kehidupan rohani umat di wilayah peperangan.
Karya amal dan kerja kerasnya mendapat penghargaan luas dari berbagai kalangan , termasuk dari Odoacer, pemimpin suku Jerman. Saat Severinus bertemu dengan panglima perang tersebut, ia bernubuat bahwa kelak Odoacer akan menjadi raja Italia, dan kemudian benar terwujud pada tahun 476 M.
Pada satu musim dingin di kota Faviana yang terletak di tepi sungai Danube mengalami kelaparan akibat air sungai membeku dan mengakibatkan kapal pembawa bahan makanan tidak dapat merapat ke dermaga. Lalu Severinus mengajak penduduk sekitar untuk berdoa memohon pengampunan dosa. Ditengah doa mereka, tiba-tiba bongkahan es mulai retak, sehingga kapal pembawa bahan makanan dapat merapat ke dermaga, dan kota itu terselamatkan dari kelaparan.
Severinus wafat dengan tenang di dalam biara yang didirikannya di Favianae. Tradisi menceritakan Severinus meninggal saat menyanyikan Mazmur 150. Enam tahun kemudian setelah kematiannya, biara ini ditutup dan relikwinya dibawa ke Italia dan disemayamkan di Castel dell’Ovo Naples. Beberapa abad kemudian, relikwinya dimakamkan di sebuah biara Benediktin yang didedikasikan untuknya.