Stefanus hidup pada abad pertama dan merupakan seorang diakon pada masa Gereja Perdana. Tuhan memberi karunia berbicara dengan hikmat kepada Stefanus, sehingga banyak umat yang bertobat dan percaya kepada Yesus Kristus. Para musuh gereja merasa geram dengan kehadiran Stefanus, maka mereka bersekongkol untuk melawan Stefanus. Karena perkataan Stefanus tidak bisa dibantah, maka mereka memerintahkan beberapa orang untuk bersaksi dusta tentang Stefanus. Para saksi palsu itu bersaksi bahwa Stefanus telah menghujat Tuhan. Namun, hal itu tidak merasa takut, bahkan banyak orang juga yang melihat wajahnya seperti malaikat.
Dalam suatu persidangan, Stefanus mengatakan bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan Tuhan. Mendengar itu, mereka menjadi marah dan berteriak-teriak kepadanya. Kemudian, Stefanus diseret keluar dari ruang pengadilan oleh para musuhnya. Stefanus diseret sampai keluar kota Yerusalem dan dilempari batu sampai mati. Stefanus pun berdoa, “Tuhan Yesus, terimalah rohku.” dan memohon agar orang-orang yang membunuhnya tidak dihukum. Stefanus pun wafat sebagai martir sekitar tahun 33.
Berdasarkan Kitab Suci Kisah Para Rasul 8:2, orang-orang saleh menguburkan dan meratapi Stefanus. Sampai pada tahun 415, seorang peziarah bernama Lucian mendapatkan penglihatan yang menunjukkan lokasi dimana Stefanus dimakamkan. Di lokasi inilah, didirikan Gereja St. Stefanus di Yerusalem.
