Valentinus adalah seorang imam yang hidup pada abad ke 3 dan berasal dari Roma. Pada masa itu adalah masa pemerintahan Kaisar Klaudius II dan setiap tanggal 14 Februari, bangsa Romawi kafir merayakan sebuah tradisi cabul untuk memuja dewi cinta Romawi yang bernama Februata Juno. Selain itu, bangsa Romawi juga terlibat dalam peperangan. Untuk merekrut tentara, Kaisar Klaudius memaksa kaum laki-laki untuk turut serta dalam peperangan tersebut. Akan tetapi, banyak kaum laki-laki yang menolaknya karena tidak mau meninggalkan pasangan mereka.
Mengetahui hal itu, Kaisar Klaudius sangat marah dan melarang adanya acara pernikahan di Roma. Valentinus yang mengetahui hal tersebut, merasa kasihan dengan pasangan-pasangan yang tidak bisa bersatu karena peraturan dari Kaisar Klaudius. Maka, Valentinus memberikan sakramen pernikahan kepada pasangan yang sudah siap hidup dalam janji suci pernikahan secara diam-diam. Lambat laun, semakin banyak juga imam lainnya yang mengikuti jejak Valentinus untuk memberikan sakramen pernikahan di Roma.
Kabar mengenai pernikahan di Roma semakin tersebar, membuat Kaisar Klaudius marah dan memerintahkan agar Valentinus di tangkap, diadili dan dihukum mati dengan hukum penggal di Via Flaminian pada sekitar tahun 269.
Untuk mengenang jasa dan keberanian Valentinus, Paus Gelasius I menetapkan 14 Februari sebagai Hari Raya Kasih Sayang (Valentine’s Day), sekaligus menghapus tradisi cabul bangsa Romawi untuk memuja dewi cinta Februata Juno. Selain itu, Valentinus juga dikenang sebagai martir yang gugur dalam membela cinta kasih dalam sakramen pernikahan yang kudus. Pada masa Kristen Romawi, Pesta Santo Valentinus dirayakan dengan memberikan sakramen pernikahan kepada pasangan-pasangan baru yang telah siap disatukan dalam janji suci pernikahan.
