Yakobus lahir pada tahun 1391 di Marchia, dekat Ancona, Italia. Ia dididik oleh orangtuanya dengan cinta dan takut akan Tuhan. Saat ia dikirim untuk belajar di Universitas Perugia, ia memilih belajar hukum sipil dan hukum gereja sampai akhirnya ia mendapat gelar doktor. Meski ia mendapat kedudukan yang cermelang, Yakobus merasa semua itu adalah kesia-siaan dan ia mulai tertarik pada kehidupan religius. Pada mulanya, ia ingin masuk Ordo Kartusian kontemplatif, namun Tuhan menuntunnya untuk masuk Ordo Santo Fransiskus.
Selama menjalani masa novisnya, Yakobus adalah teladan kesempurnaan religius. Untuk menjaga kemurnian malaikatnya yang telah ia pelihara sejak masa mudanya, Yakobus melakukan pola hidup yang keras. Yakobus tidur tidak lebih dari 3 jam dalam sehari, tidur tanpa alas dan ia menghabiskan sisa waktunya dengan merenungkan sengsara Kristus. Ia selalu mengenakan jubah kulit yang berujung tajam, sehingga itu bisa melukai kulitnya. Selain itu, ia juga berpuasa 40 hari sebanyak 7 kali dalam setahun. Makanannya hanya roti dan air, terkadang ditambah dengan buncis dan sayuran mentah.
Setelah tahbisan imamatnya diusia 30 tahun, Yakobus memulai karya misionarisnya dengan semangat tanpa kenal lelah. Selama lebih dari 50 tahun dia malang melintang berkeliling selurh Italia, Dalmatia, Croatia, Albania, Bosnia, Austria, Bohemia, Saxonia, Prussia, Polandia, Denmark, Norwegia, Swedia, dan Rusia. Selama tahun 1427 dan 1428 dia berkhotbah di Vienna, Augsburg, Ratisbon, Ulm, Limburg, Brandenburg, dan Leipzig. Karena terinspirasi oleh khotbahnya, sekitar 200 pemuda Jerman tertarik untuk masuk Ordo Fransiskan. Begitu banyaknya jumlah orang yang mau mendengarkan khotbah Yakobus, sehingga ia berkhotbah di lapangan terbuka karena gereja tidak cukup luas untuk menampung orang-orang yang hadir saat itu.
Di Milan, Yakobus berhasil mempertobatkan 36 wanita yang mempunyai sifat buruk, dimana saat itu, Yakobus menceritakan kisah pertobatan Santa Maria Magdalena. Kemudian, dia membawa kembali 50.000 orang sesat ke pangkuan bunda Gereja, dan membimbing 200.000 orang tak beriman untuk dibaptis. Selain itu, Tuhan juga menganugerahi Yakobus kebijaksanaan sehingga ia menjadi penasehat bagi Paus dan raja, serta dianugerahi membuat mukjizat dan nubuat-nubuat yang sangat besar. Walaupun demikian, Yakobus tetap rendah hati dan tidak mengejar jabatan tinggi apapun. Bahkan saat ditawari menjadi Uskup Milan, Yakobus menolaknya secara baik-baik. Yakobus pun berkata, “Saya tidak mempunyai keinginan lain di dunia ini, selain menjalani pertobatan dan mengkhotbahkan pertobatan sebagai seorang Fransiskan yang miskin”.
Yakobus meninggal dunia 28 November 1476 di Napoli, Italia diusia 85 tahun. Ia dimakamkan di Gereja Fransiskan di Napoli dan jenazahnya masih utuh (incorrupt body), tidak rusak dan masih lentur sampai saat ini. Jenazahnya kini disimpan dalam sebuah peti kristal yang menebarkan harum semerbak. Yakobus pun dikanonisasi oleh Paus Benediktus XIII pada tahun 1726.