Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Santo Yohanes Gualbertus, Pengaku Iman (12 Juli)

A Catholic Life: St. John Gualbert, Model of Forgiveness

Yohanes lahir pada tahun 985 di Florence, Italia. Ia berasal dari keluarga bangsawan Visdomini. Yohanes dan ayahnya merasa terpukul ketika salah satu keluarga mereka yang bernama Hugh terbunuh oleh teman Hugh sendiri. Sejak saat itu, Yohanes yang juga tidak terima saudaranya dibunuh, mulai berusaha untuk membalaskan dendam kepada teman Hugh. Hal ini juga didukung oleh adat istiadat dari keluarganya yang menerapkan budaya Vendetta, suatu tradisi menjaga martabat keluarga yang menuntut pembalasan jika ada sanak keluarga yang terbunuh.

Pada hari raya Jumat Agung, Yohanes bertatapan muka dengan pembunuh saudaranya disebuah lorong yang sempit. Yohanes dengan penuh amarah, mengeluarkan pedangnya dan maju menyerang pembunuh saudaranya. Namun, tiba-tiba pembunuh Hugh itu jatuh berlutut sambil menyilangkan tangannya didada, mohon ampun demi kasih Yesus yang wafat disalib. Yohanes pun menjatuhkan pedangnya dan memeluk musuhnya itu, lalu mereka berjalan bersama menyusuri jalan.

Sampai suatu hari, Yohanes telah tiba di gereja Biara Benediktin. Lalu, Yohanes pun berlutut dan memohon ampun atas dosa-dosanya didepan salib Yesus. Seketika itu, terjadilah mujizat dimana tiba-tiba kepala Yesus diatas salib menundukkan kepalaNya, sebagai tanda bahwa Yesus merasa senang Yohanes telah mengampuni musuhnya. Yohanes pun merasakan pengampunan dari Tuhan dan ia segera menemui pimpinan biara supaya ia bisa menjadi biarawan Benediktin.

Ketika ayah Yohanes mengetahui hal tersebut, ia sangat marah dan mengancam akan menghanguskan biara, jika Yohanes tidak mau pulang bersamanya. Para biarawan lain pun merasa kebingungan dan tidak tahu harus berbuat apa. Kemudian, Yohanes keluar dari biara untuk menemui ayahnya dengan rambut yang sudah terpotong (tonsura) seperti seorang biarawan dan meminjam jubah dari salah 1 biarawan lainnya. Dengan penampilan sebagai seorang biarawan, Yohanes membujuk ayahnya agar memberinya izin untuk menjadi seorang biarawan. Lalu, ayahnya pun tersentuh dan mengizinkan Yohanes menempuh jalan hidupnya yang baru sebagai seorang biarawan.

Johannes Gualbertus - Ökumenisches Heiligenlexikon

Kemudian, suatu hari Yohanes memutuskan untuk menempuh cara hidup yang keras dan disiplin. Ia juga mendirikan sebuah kongregasi religius baru yang bernama Benediktin Vallumbrosan. Sejak itu, Yohanes menjadi teladan dalam menghayati hidup miskin Yesus dan memberikan perhatian serta pelayanan terbaik untuk para pengunjung biara yang datang, termasuk kaum miskin. Selain itu, Tuhan juga menganugerahi Yohanes untuk berbuat mujizat dan kebijaksanaan dalam memberikan bimbingan. Bahkan Paus Leo IX sempat datang berkunjung untuk meminta nasihat dari Yohanes.

Lalu,Yohanes meninggal dunia 12 Juli 1073 di Badia a Passignano, Tuscany, Italia. Yohanes pun dikanonisasi pada tahun 1193 oleh Paus Selestinus III.

 

Leave a comment