Angelo Giuseppe Roncalli lahir pada tanggal 25 November 1881 di Sotto il Monte, Italia. Ia berasal dari keluarga petani yang miskin. Lalu, Angelo memasuki Seminari Menengah di Bergamo dan melanjutkan pendidikan Seminari Tinggi di Roma. Angelo ditahbiskan menjadi imam 10 Agustus 1904. Setelah menjadi imam, ia ditugaskan untuk menjadi sekretaris uskup Bergamo sampai tahun 1914.
Ketika Perang Dunia I pecah, Angelo bergabung dalam militer sebagai seorang imam dan anggota korps medis. Tugas berbahaya ini, Angelo kerjakan sampai Perang Dunia I berakhir. Setelah itu, Angelo diutus untuk membantu Paus Pius XI di Vatikan. Lalu, pada tanggal 3 Maret 1925, Angelo ditahbiskan menjadi Uskup Agung Aeropolis.
Kemudian, ditahun 1931 Angelo diutus untuk menjadi perwakilan diplomatik Vatikan untuk Bulgaria dan ditahun 1935, Angelo kembali diutus sebagai perwakilan diplomatik Vatikan untuk Turki dan Yunani. Setelah itu, ditanggal 23 Desember 1944, Angelo terpilih sebagai duta kepausan ke Perancis dengan tugas mendamaikan pertikaian antara para klerus konservatif dan para klerus radikal. Karena reputasinya tersebut, Paus Pius XII melantik Angelo sebagai kardinal pada tanggal 12 Januari 1953. Selain itu, Angelo juga ditahbiskan menjadi Uskup Agung Venicia, Italia pada tanggal 15 Januari 1953.

Diusianya yang ke 77 tahun, secara mengejutkan Angelo terpilih sebagai Paus Katolik yang ke 261 dalam Konklaf setelah meninggalnya Paus Pius XII. Angelo menjabat sebagai Paus Katolik pada tanggal 28 Oktober 1958 dengan nama kepausan yaitu Paus Yohanes XXIII.
Dengan jabatan yang baru, Paus Yohanes XXIII sangat menekankan tugas pastoral bagi semua orang, tidak hanya untuk para uskup dan para imam. Ia juga mempromosikan reformasi sosial bagi para buruh, masyarakat miskin, anak yatim piatu dan anak-anak terlantar. Paus Yohanes XXIII sangat dihargai karena usahanya dalam menyatukan gereja Tuhan yang terpecah-pecah. Walaupun mendapatkan banyak tantangan dalam upayanya untuk memperbaiki hubungan Gereja Katolik dengan gereja denominasi Kristen lainnya seperti, Gereja Protestan, Gereja Ortodoks Yunani dan Gereja Anglikan Inggris. Hal ini termasuk hal yang mustahil terjadi dalam tahta suci. Selain itu, Paus juga mengeluarkan keputusan tegas yang menentang gerakan komunisme. Paus melarang umat Katolik untuk memilih partai yang mendukung gerakan komunis.
Pada tanggal 25 Januari 1959, Paus Yohanes XXIII mengumumkan niatnya untuk mengadakan konsili untuk membahas cara-cara membaharui gereja Katolik dalam dunia modern, mempromosikan keragaman dalam kesatuan Gereja, dan membahas Reformasi untuk Gerakan Ekumenis dan liturgi. Maka, pada tanggal 11 Oktober 1962 diadakanlah Konsili Vatikan II.

Karena keikhlasan cintanya, gerakan pembaharuan gereja, serta semangat ekumenis dalam urusan gerejawi membuat Paus Yohanes XXIII dicintai pada masa modern ini dan ia diberi julukan “Paus Yohanes yang Baik.”
Paus Yohanes XXIII meninggal dunia 3 Juni 1963 di Vatikan, Roma, Italia dan dimakamkan di Basilika Santo Petrus. Lalu, Paus Yohanes XXIII divenerasi 20 Desember 1999 dan dibeatifikasi 3 September 2000 oleh Paus Yohanes Paulus II, serta dikanonisasi 27 April 2014 oleh Paus Fransiskus.
