
Gregorius lahir sekitar pada tahun 540 di Roma, Italia. Ia berasal dari keluarga bangsawan yang saleh hidupnya. Ayahnya adalah seorang anggota majelis tinggi Roma yang bernama Gordianus dan ibunya adalah Santa Silvia dari Roma.
Sebagai anak bangsawan, Gregorius mendapatkan pendidikan dari guru-guru terbaik di Roma dan Gregorius dikenal sebagai pelajar yang cerdas serta berprestasi. Ketika diusia muda, Gregorius sudah diangkat menjadi walikota di Roma. Dilihat dari kemampuan dan bakatnya, Gregorius akan menjadi seorang politisi Romawi yang handal.
Akan tetapi, semuanya berubah ketika ayahnya meninggal dunia. Melihat jenazah ayahnya yang terbujur kaku, menyadarkan Gregorius akan kefanaan dunia ini. Sejak itu, Gregorius memutuskan untuk memperdalam hidup religius. Ia mengundurkan diri dari jabatan politiknya dan merombak rumah besarnya menjadi sebuah biara Benediktin. Selama beberapa tahun, Gregorius pun menjadi seorang biarawan Benediktin yang saleh dan kudus. Kekudusan hidupnya membuat Paus Pelagius mentahbiskannya sebagai salah satu diakon di Roma.
Saat Paus Pelagius meninggal dunia, Diakon Gregorius terpilih untuk menggantikannya. Namun, Gregorius menolaknya karena ia lebih menikmati hidup dalam keheningan biara daripada diberi gelar kehormatan. Maka dari itu, Gregorius pun melarikan diri dari keramaian dan bersembunyi dalam gua. Walaupun, ia sudah bersembunyi ke tempat yang jauh, keberadaannya tetap bisa ditemukan. Gregorius pun pasrah ketika dirinya dilantik menjadi Paus Gereja Katolik yang ke 64.
Selama 14 tahun menjabat sebagai Paus Gereja Katolik, Gregorius mampu memimpin dengan luar biasa. Walaupun kesehatannya tidak selalu baik, Gregorius menulis banyak buku dan menjadi seorang pengkhotbah yang handal. Selain itu, Paus Gregorius juga mengumpulkan, mengubah dan membukukan lagu-lagu liturgi, yang sering kita kenal dengan nama Lagu-Lagu Gregorian.

Disisi lain, Paus Gregorius menggelari dirinya dengan sebutan “hamba dari para hamba Allah” (Servus Servorum Dei). Hal ini dikarenakan Paus Gregorius menganggap dirinya adalah seorang pelayan umat dan gelar ini masih dipakai oleh Paus generasi selanjutnya sampai hari ini. Dengan gelar itu, Paus Gregorius mencurahkan perhatian dan cinta kasihnya kepada kaum miskin dan orang asing, serta menjamu mereka dengan makanan-makanan enak. Selain itu, Paus Gregorius juga membela ketidakadilan, salah satunya yang terjadi di Inggris, dimana saat itu di Inggris banyak anak-anak yang dijual sebagai budak. Lalu, Paus Gregorius mengirim Santo Agustinus dari Canterbury dan 40 biarawan terbaiknya untuk mewartakan Injil di Inggris. Paus Gregorius juga mengirim para biarawannya ke Perancis, Spanyol dan Afrika.
Walaupun ditahun-tahun terakhir hidupnya, Paus Gregorius mengalami penderitaan, ia tetap berkarya mewartakan Injil sampai ia meninggal dunia pada tanggal 12 Maret 604.
