
Thomas lahir 21 Desember 1118 di Cheapside, London. Ayahnya adalah seorang tuan tanah kecil di Inggris. Diusia 24 tahun, Thomas mendapatkan pekerjaan di keuskupan Canterbury. Ia menjadi sahabat terdekat kesayangan Raja Henry II karena cerdas dan pandai bergaul. Bahkan, Raja Henry II menitipkan putranya untuk tinggal bersama Thomas. Thomas pun menunjukkan cinta kasih yang tulus dan figur ayah yang dibutuhkan oleh putra Raja Henry II.
Diusia 36 tahun, Raja Henry II memilih Thomas untuk menjadi ketua parlemen Inggris. Sebagai ketua parlemen, Thomas menempati rumah yang besar dan mewah. Meski begitu, Thomas tetap rendah hati dan berbagi kepada kaum miskin. Selain itu, Thomas melakukan matiraga dan berdoa berjam-jam sampai larut malam.
Ketika Uskup Canterbury wafat, Raja Henry II meminta Paus untuk memberikan jabatan uskup itu kepada Thomas. Namun, Thomas menolaknya karena ia tidak siap berhadapan langsung dengan raja dan ia juga menyadari bahwa, jika ia menjadi uskup, ia harus membela gereja daripada membela raja. Tetapi, raja tidak peduli dan tetap meminta agar Thomas ditahbiskan menjadi imam, kemudian menjadi uskup pada tahun 1162.
Suatu hari raja menuntut uang dengan jumlah yang besar dari kas gereja. Uskup Thomas tentu menolak hal tersebut dengan tegas. Akan tetapi, raja menjadi geram dan mulai bersikap tidak baik kepada Thomas. Thomas pun menyadari betapa kuatnya keinginan raja untuk mengendalikan gereja.

Karena Uskup Thomas tidak mau mengalah kepada raja, maka raja semakin marah dan berniat membunuhnya. Ketika Uskup Thomas sedang memimpin misa di katedral keuskupan, ia diserang dengan pedang dan dalam sakratul maut Uskup Thomas berkata, “Demi nama Yesus dan demi membela Gereja, aku bersedia mati.” Peristiwa ini terjadi pada 29 Desember 1170 dan membuat semua umat Kristiani merasa terkejut. Raja Henry II pun mendapat teguran keras dari Paus Alexander III atas perbuatannya yang sangat keji. Uskup Thomas pun dikanonisasi 21 Februari 1173 oleh paus yang sama.
