
Simon lahir pada abad pertama dan berasal dari Galilea, Israel. Ia merupakan rasul yang dipercaya Yesus untuk membangun jemaat perdanaNya, sehingga Simon adalah Paus pertama kita dalam gereja Katolik. Yesus memberikan nama baru bagi Simon, yaitu Petrus yang artinya “batu karang”.
Petrus dikenal sebagai pribadi yang giat bekerja, murah hati, jujur dan polos, maka Petrus adalah salah satu rasul yang dekat dengan Yesus. Walaupun begitu, Petrus juga diceritakan sebagai rasul yang penakut juga. Hal ini terlihat ketika Petrus takut saat ia berjalan diatas air, sampai ia hampir tenggelam. Petrus juga 3 kali menyangkal Yesus karena takut mengakui bahwa ia adalah pengikut Yesus dan pada akhirnya, Petrus sangat menyesali perbuatannya, serta Yesus tetap mengampuninya.

Sebelum Yesus naik ke surga, Yesus bertanya kepada Petrus, apakah ia mengasihi Yesus atau tidak sebanyak 3 kali. Dengan jawaban yang konsisten, Petrus menjawab bahwa ia benar-benar mengasihi Yesus sampai 3 kali juga. Yesus pun meminta Petrus untuk menggembalakan domba-dombanya. Dengan peristiwa itu, Yesus telah menetapkan Petrus sebagai pemimpin bagi para pengikutNya.
Pada hari Pentakosta, semua rasul dipenuhi dengan Roh Kudus, sehingga mereka bisa berbicara dalam berbagai bahasa. Hal ini membuat banyak orang kebingungan. Maka berdirilah Petrus ditengah jemaat, menyampaikan khotbah pertamanya setelah kebangkitan Yesus. Berkat khotbahnya itu, ada sekitar 3000 orang yang bertobat dan dibaptis.
Sampai akhirnya, Petrus tiba di kota Roma, kota terbesar di kerajaan Romawi. Disana Petrus berhasil mempertobatkan banyak orang di tengah perpecahan penganiayaan umat Kristen. Saat mengetahuinya, Petrus pun ketakutan juga.
Namun, suatu peristiwa terjadi maka Petrus pun tidak jadi meninggalkan Roma saat itu. Ketika Petrus dalam perjalanan meninggalkan Roma, Yesus menampakkan diri kepada Petrus. Lalu, Petrus bertanya, “Domine, Quo vadis..?” yang artinya, “Tuhan, hendak ke manakah Engkau pergi?” Yesus pun menjawab lagi kataNya, “Aku hendak ke Roma untuk disalibkan lagi..” Mendengar jawaban itu, menangis tersedu-sedulah sambil tersungkur didepan kaki Yesus. Petrus menyesal sudah membiarkan dirinya dikuasai oleh rasa takut. Dengan penuh air mata, Petrus pun kembali ke Roma saat itu juga.

Sesampainya di Roma, Petrus langsung ditangkap karena ia adalah orang Yahudi, bukan orang Romawi. Kali ini, Petrus tidak takut dan tidak menyangkal Yesus lagi. Hukuman mati disalib ia hadapi dengan berani dan 1 permintaan agar ia disalibkan secara terbalik, kepala dibawah dan kaki diatas, karena Petrus merasa tidak layak disalib seperti Yesus.
Dengan demikian, Petrus wafat sebagai martir Kristus pada tahun 67. Lalu, pada abad ke 4, Kaisar Konstantinopel mendirikan sebuah gereja yang besar ditempat dimana Petrus menyerahkan nyawanya bagi Kristus.
