Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Santo Ignatius dari Loyola, Pendiri Ordo Serikat Yesus (31 Juli)

Buku “Spiritualitas Yesuit dalam Keseharian”, Tiga Warisan Utama ...

Ignacio López de Loyola atau yang lebih sering dikenal Ignatius dari Loyola lahir pada tahun 1491 di sebuah kastil bangsawan Loyola, wilayah Basque, Spanyol. Ketika masih kecil, Ignatius sudah dikirim untuk menjadi abdi di istana raja. Maka, Ignatius bercita-cita ingin menjadi seorang ksatria yang hebat. Cita-citanya itu pun terwujud dengan masuk ke dunia militer dan menjadi seorang perwira.

Pada suatu hari, terjadi suatu pertempuran di Benteng Pamplona. Ignatius berperang dengan gagah berani meski ia terkena peluru meriam dan terluka parah. Karena kegagahannya, Ignatius sempat mendapatkan penghargaan, tetapi tubuhnya melemah akibat cedera yang ia alami. Tubuhnya yang lemah membuat Ignatius hanya bisa berbaring tak berdaya di Benteng Loyola selama berbulan-bulan.

Untuk mengusir rasa bosannya, Ignatius meminta agar ia dikirimkan buku-buku bacaan tentang kepahlawanan. Namun, ternyata dari tumpukan buku yang dikirim itu, ada kisah tentang Yesus dan orang kudus. Karena tidak ada pilihan buku bacaan lagi, akhirnya Ignatius pun mulai membaca kisah Yesus dan orang kudus. Lambat laun, membaca kisah Yesus dan orang kudus telah mengubah hidupnya dan menyentuh hatinya. Lalu, Ignatius berkata kepada dirinya, “Mereka adalah orang-orang yang sama seperti aku, jadi mengapa aku tidak bisa melakukan seperti apa yang telah mereka lakukan?” Segala kemuliaan dan kehormatan yang ia dambakan selama ini, seolah tidak berarti lagi baginya. Sejak itu, Ignatius mulai meneladani hidup orang kudus lewat doa, silih dan perbuatan baik.

St. Ignatius Loyola - Menjadi manusia Baru di Masa Pemulihan

Setelah sembuh, Ignatius menanggalkan pakaian militernya dan mengunjungi sebuah biara untuk mempersembahkan lukisan Sang Perawan Maria. Kemudian, Ignatius pergi ke Catalunya dan tinggal di sebuah goa beberapa bulan dengan menjalani pola hidup seorang pertapa. 

Ignatius pun pernah mengalami sakit sampai harus dirawat di rumah sakit. Selama dirawat, sudah beberapa kali setiap malam, Ignatius melihat suatu penampakan. Ia melihat suatu wujud yang mengambang diudara dan selalu berada didekatnya. Kehadiran wujud itu, membuat Ignatius merasa tenang yang amat mendalam dan sangat indah. Ignatius pun merasa sedih jika wujud indah itu menghilang.

Setelah itu, Ignatius berziarah ke Tanah Suci untuk memperkenalkan Yesus ke banyak orang, tetapi kehadirannya tidak diterima. Lalu, Ignatius yang saat itu berusia 30 tahun, pulang ke tanah airnya untuk mempersiapkan diri dalam menjalani misinya memperkenalkan Yesus. Pada mulanya, Ignatius memulai dengan belajar bahasa Latin bersama anak-anak sekolah dasar di Barcelona, sampai akhirnya ia mendapatkan gelar sarjana di Universitas Paris. 

Sejak masih kuliah, Ignatius sudah mengajarkan iman Yesus kepada teman-temannya. Akan tetapi, Ignatius yang merupakan orang biasa sedang mengajarkan iman Yesus itu dianggap sebagai ajaran sesat. Karena itu, Ignatius sempat dipenjarakan beberapa waktu dan dilepaskan kembali. Kejadian ia dipenjarakan itu tidak membuat Ignatius menyerah, bahkan ia berkata pada dirinya sendiri, “Seluruh kota tidak akan cukup menampung begitu banyak rantai yang ingin aku kenakan karena cinta kepada Yesus.” 

ALL SAINTS: St. Ignatius of Loyola, Confessor

Di Paris, Ignatius bertemu dan menginspirasi 7 mahasiswa untuk bersatu mengadakan suatu ikatan. Dari 7 mahasiswa itu, ada 2 yang terkenal yaitu Santo Fransiskus Xaverius dan Santo Petrus Faber. Mereka bersama-sama berjanji akan menyebarkan Injil kepada orang-orang yang belum mengenal Yesus. Lalu, mereka bersama-sama menghadap Paus Paulus III untuk menawarkan diri untuk menjalankan tugas apa saja.  Melihat semangat dan latar belakang pendidikan Ignatius dan teman-temannya, Paus pun mengabulkan permintaan mereka dan mentahbiskan mereka menjadi imam dan ikatan persaudaraan mereka dikokohkan dalam Serikat Rohaniwan yang sekarang dikenal Serikat Yesus (Jesuit). Serikat ini memiliki 4 dasar kaul yaitu, kemiskinan, ketaatan, kemurnian dan kesigapan untuk melaksanakan tugas Takhta Suci kapan saja dan dimana saja.

Selama 15 tahun, Ignatius memimpin Serikat Yesus di Roma. Ia juga berhasil mengembangkan serikatnya itu yang awalnya hanya beranggotakan 10 orang menjadi 1000 orang. Para Jesuit pun telah berkarya di Eropa, Asia dan Amerika. Saat ini Jesuit telah mempunyai 500 universitas dan perguruan tinggi, 30.000 anggota dan 200.000 siswa setiap tahun. Dibalik  kesibukannya, Ignatius selalu berdoa, “Berilah aku hanya cinta dan rahmat-Mu, ya Tuhan. Dengan itu aku sudah menjadi kaya, dan aku tidak mengharapkan apa-apa lagi.”

Ignatius meninggal dunia 31 Juli 1556 karena sakit Demam Romawi (sakit malaria) di Roma. Lalu, Ignatius dibeatifikasi 27 Juli 1609 oleh Paus Paulus V dan dikanonisasi  12 Maret 1622 oleh Paus Gregorius XV.

Leave a comment