
Yohanes Baptis de’ Rossi lahir pada tanggal 22 Februari 1698 di Voltaggio, Italia. Yohanes adalah anak bungsu dari 4 bersaudara. Ayahnya bernama Carlo dan ibunya bernama Francesca Anfosi de’Rossi. Mereka hidup dalam kemiskinan yang penuh dengan kesalehan.
Karena melihat adanya potensi yang luar biasa pada diri Yohanes, maka ia mendapatkan pendidikan yang baik dari 2 imam bernama Pater Scipio Gaetano dan Pater Giuseppe Repetto. Pada tahun 1708, Yohanes bertemu dengan sepasang bangsawan bernama Giovanni Scorza dan Maria Battina Cambiasi yang membantu Yohanes untuk menimba ilmu di Genoa, Italia sampai lulus dari pendidikannya. Akan tetapi, ayahnya meninggal dunia secara tiba-tiba ditahun 1710 dan karena itu ibunya pun memohon agar Yohanes kembali ke rumah. Yohanes menolaknya dan ingin tetap menyelesaikan pendidikannya. Tak lama setelah kematian ayahnya, kakak laki-lakinya pun meninggal dunia juga. Sampai suatu malam, Yohanes bertemu dengan 2 biarawan Kapusin yang menawarkan bantuan agar Yohanes bisa melanjutkan pendidikannya.
Pada tahun 1711, Yohanes memutuskan untuk berangkat ke Roma demi melanjutkan pendidikannya di Collegium Romanum dibawah bimbingan kaum Yesuit. Disana ia belajar ilmu teologi dan filosofi di Universitas Kepausan Santo Thomas Aquinas. Karena alasan kesehatan, Yohanes sempat jatuh pingsan saat sedang mengikuti misa dan dinyatakan bahwa ia menderita sakit epilepsi. Penyakit ini harus Yohanes hadapi, meski ia harus jarang masuk kelas karena kelelahan.
Walaupun menderita suatu penyakit yang parah, Yohanes tetap ingin menjadi seorang imam. Melalui dispensasi khusus, Yohanes pun ditahbiskan menjadi imam pada tanggal 8 Maret 1721. Setelah menjadi imam, Yohanes ditugaskan untuk melayani para tunawisma di Wisma St. Galla dan membantu para tahanan serta para pekerja. Yohanes juga menjadi seorang bapa pengakuan yang terkenal bagi mereka.

Pada bulan Februari 1735, Yohanes menjadi pendamping untuk sepupunya yang bernama Lorenzo. Ketika Lorenzo terkena penyakit stroke, Yohanes berusaha merawatnya dengan penuh kasih, meskipun Lorenzo cukup sering bertindak kasar padanya.
Setelah kematian sepupunya pada tahun 1737, ia menjadi imam kanonik di Gereja Santa Maria Cosmedin dan membeli sebuah organ baru untuk kebutuhan gereja. Ia juga menjual rumah sepupunya yang mewah dan membagi-bagikan dana tersebut kepada orang miskin.
Karena alasan kesehatan, Yohanes sangat menghindari untuk mendengarkan pengakuan dosa. Tetapi pada tahun 1739, dengan dukungan dan pengertian dari Uskup Civitá Castellana yang bernama Giovanni Francesco Maria Tenderini, akhirnya Yohanes mengerti bahwa mendengarkan pengakuan dosa juga merupakan panggilannya sebagai imam. Paus Benediktus XIV pun turut mendukung pelayanan Yohanes dengan memberikannya dispensasi pengakuan dosa. Meskipun demikian, masih ada beberapa imam yang tidak percaya akan dispensasi yang diberikan kepada Yohanes. Namun, Yohanes tidak marah ketika dikritik dan tetap rendah hati kepada mereka yang tidak menyukainya.
Ditahun 1748, kondisi kesehatan Yohanes semakin menurun dan ia pun dipindahkan ke Gereja Santissima Trinità dei Pellegrini. Tetapi, Yohanes tetap melayani sebagai imam di Gereja Santa Maria Cosmedin. Pada bulan Agustus 1762, teman-temannya menyarankan Yohanes untuk berobat ke Danau Nemi, tetapi yang terjadi adalah keadaannya semakin parah. Lalu pada bulan Oktober 1762, Yohanes kembali ke Roma dan disana ia hanya bisa terbaring ditempat tidur.
Kemudian, tepat ditanggal 8 September 1763, ketika ia sedang memimpin misa di Gereja Santa Maria Cosmedin, Yohanes menyampaikan kepada umatnya, bahwa ia akan segera meninggal dunia. Maka, pada pukul 08:00 ditanggal 27 Desember 1763 Yohanes ditemukan tergeletak dilantai kamarnya dengan keadaan setengah telanjang dan mengalami kejang yang hebat, sampai ia tidak sadarkan diri. Karena keadaannya yang sudah parah, maka pada tanggal 28 Desember 1763, Yohanes pun diberikan Sakramen Ekaristi dan Sakramen pengurapan orang sakit. Setelah itu, keadaan Yohanes sempat membaik dan ia bisa memimpin beberapa misa. Namun, itu tidak berlangsung lama karena Yohanes pun meninggal dunia 23 Mei 1764.
Yohanes Baptis de’ Rossi dibeatifikasi 13 Mei 1860 oleh Paus Pius IX dan dikanonisasi 8 Desember 1881 oleh Paus Leo XIII.
